blank
Tim taekwondo Kota Semarang (dok)

SEMARANG – Tim taekwondo Kota Semarang tampil sebagai juara umum pada Porprov 2018 di Solo, baru-baru ini. Kekompakan menjadi kunci sukses skuad taekwondo Kota ATLAS. ”Selain kompak, kami juga solid luar dalam. Kami puas, meski ke depan harus tetap bekerja keras,” ungkap Manajer Tim Heri Mulyono, kemarin.

Pada Porprov, Kota Semarang meraih empat medali emas, tiga perak, dan empat perunggu. Emas dipersembahkan Reinaldy Atmanegara, Mohammad Arie, Dian Putri Puspyta Sari, dan Mutiara Habiba. Perak direbut Icha Husnita Sari, Jesica Nur Salsabila, dan Uli Cinthia Dewi. Sementara perunggu diraih Rizal Darmawan Wibisono, Felix Danar Praditya, Rahmadia Maudy/Putry Karina, dan Fauzi Akbar Pamungkas.

”Tim yang kami turunkan merupakan gabungan atlet berpengalaman dan taekwondoin muda. Mereka ditangani kuartet pelatih, Derek Afsa, Andre Darwin, David Abastian, dan Adrian Setiaji,” jelasnya. Kendati menjadi juara umum cabang taekwondo, target yang dicanangkan sedikit meleset. Sasaran yang ingin dicapai sebenarnya enam emas, tapi yang terpenuhi hanya empat emas.

Menurut Heri, daerah-daerah lain seperti Solo dan Banyumas mengalami perkembangan yang signikan. Untuk kompetisi, ini merupakan hal yang positif. ”Kami bersyukur, karena kekompakan atlet dan pengurus akhirnya berbuah maksimal,” tegasnya.

Ketua Umum Pengkot TI Kota Semarang Markus Wihadjaja menyatakan sangat penting untuk melakukan regenerasi dan kaderisasi. Tanpa dua hal itu, sulit untuk mempertahankan prestasi yang dicapai saat ini. ”Kami salut dengan tim Solo yang berani menurunkan atlet-atlet di bawah usia 23 tahun. Ke depan, kami pun harus berani menerapkan regenerasi dan kaderisasi,” tutur Markus.

Dia mengakui tantangan di masa mendatang bakal semakin berat. Daerah-daerah lain berlomba-lomba untuk mengejar apa yang sekarang dicapai tim taekwondo Kota Lunpia. ”Regenerasi dan kaderisasi berlaku bukan hanya untuk atlet, melainkan juga pengurus. Kalau regenerasi dan kaderisasi tidak jalan, yang patut disalahkan adalah ketua umum,” paparnya.

Kepengurusan di bawah Markus sejatinya sudah habis pada Maret 2018. Namun, sebagian besar menginginkan dirinya bertahan. ”Saya mau akhir tahun ini selesai. Saya ingin digantikan figur lain yang lebih muda dan energik. Banyak kok figur itu,” ujarnya sembari tersenyum. (rr)