blank
Para siswa yang masuk dalam enam besar lomba baca puisi, tampil satu-persatu ke panggung untuk ikut memeriahkan festival literasi dan alumni mengajar.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Alumni SMA Negeri 2 (Smanda) Wonogiri Tahun 1982, Suratno, yang kini menjadi Guru SMP Negeri 5 Semarang ini, Kamis (25/10), tampil menjadi sosok motivator dalam acara alumni mengajar. Acara ini, digelar di halaman tengah SMA Negeri 2 Wonogiri, bersamaan dengan Festival Literasi Alumni Mengajar yang dipadukan dengan Pentas Seni. ”Jadilah generasi milenial yang smart, kreatif, menjadi orang pertama penemu ide yang mendunia, untuk memenangkan  persaingan,” tegas Suratno.

Di era milenial ini, tegas Suratno, dibutuhkan generasi muda yang cerdas, kaya ide yang brilian, dan kreatif dalam memunculkan kiat-kiat terkini, untuk menyikapi kemajuan zaman, guna memenangkan persaingan dalam kehidupan. Di zaman saya sekolah, ungkap Suratno, dulu cukup minum air sumur gratisan. ”Tak pernah mengira bahwa di era sekarang, air putih yang dikemas dalam botol, laris menjadi komoditas bisnis yang punya nilai,” tegasnya. Pada sisi lain, para siswa didorong untuk mampu menciptakan aplikasi untuk berbisnis, sebagaimana bisnis Gojek dan Grab misalnya, yang melalui aplikasi tersebut per hari mampu meraup keuntungan Rp 10 miliar.

Festival Literasi ini, dibuka dengan oleh Kepala SMA Negeri 2 Wonogiri, Endang Sunarsih, bersamaan ketika menyampaikan sambutan. Ikut hadir Ketua dan Pengurus Komite SMA Negeri 2 Wonogiri, guru dan karyawan serta para siswa. Dalam agenda Alumni Mengajar, juga tampil inteprenuer muda, Fajar, yang merupakan lulusan SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun 2000, untuk berbagi pengalaman sukses yang telah dirintisnya, demi menyongsong kehidupan masa depan yang lebih sejahtera dan sukses.

Menurut Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMA Negeri 2 Wonogiri, Wardoyo, acara ini digelar berkaitan erat dengan keberadaan SMA Negeri 2 Wonogiri sebagai sekolah rujukan. Ikut hadir pula para guru perwakilan dari 10 sekolah yang menginduk ke sekolah rujukan SMA Negeri 2 Wonogiri. Terdiri atas 5 sekolah negeri dan 5 skeolah swasta. Yaitu SMA Negeri 3 Wonogiri, SMA Negeri Wuryantoro, SMA negeri Manyaran, SMA Negeri Baturetno, dan SMA Negeri Pracimantoro, berikut SMA Pancasila 1 Wonogiri, SMA Muhamadiyah 1 Wonogiri, SMA Islam Terpadu (IT) Al Huda, SMA Kanisius Tirtomoyo dan SMA Pangudi Luhur Giriwoyo.

Guna memeriahkan acara tersebut, ditampilkan enam besar lomba baca puisi. Terdiri atas Nadya, Fahrudin, Berlian, Aria, Cindy Kasih dan Nanda. Mereka membacakan puisi berjudul Diponegoro karya penyair Chairul Anwar, dan puisi berjudul Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang karya Sastrawan WS Rendra. Juga ditampilkan tari-tarian dan musik dari kelompok difabel.

Pada awal pemaparannya, Suratno, pria kelahiran Bulu, Kabupaten Sukoharjo, menyebutkan, ketika bersekolah ke SMA Negeri 2 Wonogiri, setiap hari melajo dengan bersepeda pancal. Kepada hadirin dia mengajak meneriakkan yel-yel ”Smanda” dengan tepuk tangan 3 kali, dan menyanyikan lagu ‘Garuda di Dadaku,’ yang syairnya digubah ”Smanda sekolahku, Smanda kebanggaanku. Kuyakin masa depan pasti menang.”

Kepada para siswa, Suratno berseru, kalau kalian ingin sukses, muliakanlah kedua orang tuamu dan guru-gurumu, rajinlah beribadah, berdoa dan berusaha. Ditambahkan, anak-anak yang sekarang menjadi siswa SMA, adalah generasi emas Indonesia yang kelak pada Tahun 2045 akan tampil menjadi pemimpin bangsa.(suarabaru.id/bp)