blank
MEMBUKA: Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo, Najahan Musyafak didampingi Ketua PWI Jateng Amir Machmud, saat membuka Benchmarking Kompetensi mahasiswa UIN Walisongo, di Kantor PWI Jateng, kemarin.

SEMARANG– Penguatan pada bidang penulisan bagi mahasiswa sangat penting. Pasalnya, bisa menambah nilai plus, lewat sertifikat yang dihasilkan. Sertifikasi kemampuan menulis di bidang jurnalistik, bisa dijadikan salah satu sertifikat pendamping ijazah saat mereka lulus.

”Hal ini akan menguatkan lulusan kami, untuk memiliki kompetensi lebih,” jelas Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Dr Najahan Musyafak MA, Senin (22/10), bertempat di Gedung PWI Jateng.

Dia mengatakan hal itu, saat Benchmarking Kompetensi Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komukasi UIN Walisongo, hasil kerja sama UIN Walisongo Semarang dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng. Forum itu dihadiri Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, Ketua Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Dr Teguh Hadi Prayitno, Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr Solikhati,  pengurus PWI, jurnalis, dosen dan mahasiswa, juga dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Jateng, Setiawan Hendra Kelana.

Sementara itu,  Amir Machmud NS, mengatakan, penguatan menulis bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, tidak hanya pada bidang jurnalistik. Namun, kini bertambah, yakni semacam uji praktik jurnalistik.

”Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi, rata-rata memiliki pengetahuan ilmu komunikasi serta jurnalistik yang komprehensif. Sehingga, dalam kesempatan ini pelatihan lebih ditingkatkan lagi. Lewat pelatihan semacam uji praktik jurnalistik, dengan mengadopsi uji kompetensi wartawan,” jelasnya.

Sedikitnya 106 mahasiswa mengikuti pelatihan ini selama tiga hari ke depan. Mereka selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok media cetak, kelompok radio dan online, serta kelompok televisi.

Mahasiswa diajak betul-betul masuk dalam kerja  dunia jurnalistik. Mereka dilatih praktik seperti orang media, mulai membuat rubrik, perancangan liputan, nara sumber, dan segala yang berkaitan di dalamnya.

Solikhati menambahkan persaingan dewasa ini begitu ketat. Lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki keahlian  tentu akan kesulitan dalam berkompetisi merebut pasar kerja. Untuk itu pihaknya memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kerja sama untuk meningkatkan mutu dan kualitas alumnus kampus ini.(suarabaru.id/sl)