blank
Bupati Wonogiri Joko Sutopo (kanan) memukul kentongan untuk menandai pembukaan TMMD Sengkuyung Tahan III Tahun 2018. Ikut mendampingi Wakil Bupati Edy Santosa, Dandim, Kapolres bersama jajaran Forkompinda.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Dengan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), diharapkan dapat merawat gotong-royong dan memacu kreativitas prakarsa masyarakat, untuk membangun desa. Gotong-royong sebagai saripati nilai-nilai ke-Indonesia-an dan esensi kultur ketimuran, harus dapat terus terjaga dengan baik. Karena di situlah inti dari kekuatan bangsa, dalam menjaga persatuan pada kebhinekaan. Dari situ pula, kita tangkal sikap-sikap individualistik dan egoistik, untuk merajut kebersamaan dan respon sosial yang memajukan dan mensejahterakan.

Hal ini ditegaskan Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Senin (15/10), saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ketika tampil menjadi inspektur upacara pembukaan TMMD Sengkuyung Tahap III Tahun 2018. Upacara digelar di Lapangan Desa Tlogoharjo (60 Kilometer arah selatan Kota Wonogiri). Hadir dalam upacara, Wakil Bupati Wonogiri Edy Santosa, Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, Kapolres AKBP Robertho Pardede, Kajari Dody Budi Kelana, Kakanminvet IV/34 Wonogiri Mayor (Inf) Hariyanto, Kasdim Mayor (Inf) Nurul Muthahar, Ketua Dinas PMD, Semedi Budi Wibowo, Camat Giritontro Joko Waluyo beserta jajaran Forkompincam serta Kades Tlogoharjo Heru Prayitno, para tokoh masyarakat, pemuda dan tokoh agama.

Pembukaan TMMD Sengkuyung III Tahun 2018, ditandai pemukulan kentongan oleh Bupati Joko Sutopo, dirangkai dengan penyerahan peralatan kerja. Tampil menjadi Komandan Upacara Danramil-06 Batuwarno Kapten (Inf) Joko Susilo, Perwira Upacara Pasipers Kapten (Inf) Prahwoto. Barisan peserta upacara terdiri atas jajaran TNI Kodim 0728 Wonogiri, Polres Wonogiri, Perangkat Desa, Linmas, Ormas, pelajar dan Pramuka, regu Korsik Polres Wonogiri, beserta unsur terkait lainnya.

Bupati menegaskan, TMMD hadir menegakkan semangat kebersamaan dan menyajikan karya nyata yang bermaslahat bagi desa. Berbagai pembangunan sarana prasarana perdesaan dari program ini, telah dapat dinikmati oleh warga desa. Pada sisi lain ditegaskan,  kemiskinan Jateng dapat terus diturunkan dari waktu ke waktu. Memang 5 tahun terakhir ini, kemiskinan selalu turun bahkan pada Tahun 2018 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencapai kinerja tertinggi dalam penurunan kemiskinan, yaitu dari 13,1 persen di Tahun 2017 menjadi 11,32 persen di Tahun 2018. Namun demikian, angkanya belum terlalu signifikan. Karena itu, tandasnya, TMMD kita dorong menjadi salah satu cara mendukung penurunan kemiskinan di Jateng. ”Ayo bareng-bareng keroyokan mbangun desa, agar maju dan sejahtera,” tegasnya.

TMMD diupayakan terus memberikan perhatian pada pemberdayaan kaum perempuan dan kelompok disabilitas. ”Itu luar biasa, apalagi mereka ini merupakan kelompok masyarakat yang rentan akan tindak kekerasan, dan masih terbatas akses terhadap bidang kehidupan. Melalui TMMD, berdayakan, kuatkan dan berikan perlindungan untuk kaum perempuan dan anak, serta ciptakan suasana ramah dan nyaman bagi penyandang disabilitas. Spiritnya adalah bagaimana agar desa-desa mampu memberikan pelayanan terbaik kepada warganya. Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kapten (Inf) Agus Priyanto, menyebutkan, sasaran TMMD kali ini antara lain membangun rabat jalan dengan volume 520 x 0,70 x 0,12 Meter (M) dan Pos Kamling dengan ukuran 2 x 2 meter.(suarabaru.id/bp)