blank
Dari kiri ke kanan, Kajari Wonogiri Dodi Budi Kelana, Dandim Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, Kapolres AKBP Robertho Parede, Ketua DPRD Setyo Sukarno dan Wabup Edy Santosa, hadir mengikuti upacara Hapsak di Alun-alun Giri Krida Bakti.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Terhitung mulai Tanggal 1 Oktober 2018, bersamaan dengan momentum peringatan Hari Pancasila Sakti (Hapsak), Pemkab Wonogiri mendeklarasikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis, di seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Utamanya bagi warga masyarakat yang selama ini belum tercover dalam pelayanan jaminan kesehatan (JK), baik untuk JK tingkat nasional maupun JK tingkat daerah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Dokter Adhi Dharma, Kabupaten Wonogiri memiliki fasilitas sarana kesehatan sebanyak 34 Puskesmas yang tersebar di 25 kecamatan se Kabupaten Wonogiri. ”Dari jumlah tersebut, sebanyak lima Puskesmas berstatus rawat inap,” tegasnya ketika dijumpai di Alun-alun Giri Krida Bakti seusai mengikuti upacara Hapsak. Kelima Puskesmas Unit Rawat Inap terdiri atas Puskesmas Purwantoro, Jatisrono, Wuryantoro, Baturetno dan Pracimantoro. Kemudian yang 29 Pukesmas berstatus sebagai unit rawat jalan.

Pemberian pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis untuk masyarakat mulai Tanggal 1 Oktober 2018, itu menjadi pelayanan yang baru pertamakalinya dilakukan secara menyeluruh di Kabupaten Wonogiri. Ini, tandas Adhi Dharma, untuk merealisasikan panca program pembangunan di era kepemimpinan Bupati Joko Sutopo. Yang salah satu programnya adalah ‘sehat wargane’ (sehat warganya). Terhitung mulai Tanggal 1 Oktober 2018, bagi warga masyarakat yang datang berkepentingan dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas, tidak lagi ditarik beaya retribusi.

Sebelumnya, warga non-program JK bila ke Puskesmas ditarik bea retribusi untuk pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan laboratorium maupun pelayanan pengobatan. Sekarang, seluruh pelayanan di Puskesmas diberikan secara cuma-cuma. Penerapan pelayanan secara gratis di seluruh Puskesmas ini, dilakukan setelah Pemkab mengalokasikan anggaran Rp 6,5 miliar melalui APBD, sebagai pengganti Beaya Operasional Kesehatan (BOK) dan kapitasi di Puskesmas seluruh Kabupaten Wonogiri. Langkah ini dilakukan, utamanya untuk menyikapi warga kurang mampu yang selama ini tidak tercover dalam program JK.

Wonogiri, merupakan kabupaten berpenduduk sebanyak 1.081.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, masih ada sekitar 570 ribu yang tidak tercover dalam program JK. Kata Adhi Dharma, bagi warga yang telah ikut BPJS kesehatan secara mandiri, termasuk para Aparat Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), tidak menjadi masalah. Namun bagi warga yang tidak mengikuti program JK secara mandiri atau non-PNS, sekarang dapat memanfaatkan pelayanan gratis ketika periksa atau berobat ke semua Puskesmas.

Gelar upacara Hapsak di tingkat Kabupaten Wonogiri, di Alun-alun Giri Krida Bakti, menampilkan Inspektur Upacara Bupati Joko Sutopo, sebagai Komandan Upacara Kapten (Inf) Joko Susilo, Perwira Upacara Kapten (Inf) Prahwoto dan Pembaca Ikrar oleh Ketua DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno. Ikut hadir Dandim 0728 Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, Kapolres AKBP Roberetho Pardede bersama jajaran Forkompinda, Sekda Wonogiri, Suharno, beserta para pejabat ekskutif pimpinan dinas dan instansi. Upacara diikuti oleh peleton TNI, Polri, Korpri, pelajar, Pramuka, Banser, Linmas, Satgas MTA, PGRI, bersama Korps Musik Polres.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap Tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia selalu mengadakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Ini berkaitan dengan peristiwa berdarah G30S-PKI yang terjadi pada Tanggal 30 September 1965, yang berusaha merongrong ideologi Pancasila, dengan melakukan pembunuhan terhadap para jenderal.(suarabaru.id/bp)