blank
Evakuasi mayat perempuan dari dalam lubang perut bumi, Kamis malam (27/9), dilakukan dengan menjalin kerjasama. Tim SAR Wonogiri, Tim Ekspedisi Gua dari UGM Yogyakarta, dibantu Polsek, Koramil dan aparat Kantor Kecamatan serta pamong desa dan warga masyarakat.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Sesosok mayat perempuan berhelm, ditemukan secara tidak sengaja di lubang perut bumi (luweng). Ini menggemparkan warga masyarakat Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Mayat tersebut, ditemukan oleh Tim Peneliti Sumber Daya Air (SDA) dari UGM Yogyakarta, Kamis (27/9) siang, bersamaan ketika melakukan ekspedisi penelusuran lubang luweng (gua) untuk tindakan observasi pemetaan potensi sumber daya air di bawah permukaan tanah.

Infoirmasi yang dihimpun dari lokasi kejadian menyatakan, lokasi penemuan mayat berada di lubang Luweng Bakalan, Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro (50 Kilometer barat daya Kota Wonogiri). Terletak pada kedalaman sekitar 20 Meter di bawah permukaan tanah. Kepala Desa (Kades) Gabirmanis, Sunardi, menyatakan, mayat tersebut ditemukan pertama kali oleh Mahasiswa Yogyakarta yang melakukan kegiatan ekspedisi penelusuran gua bawah tanah melalui lubang Luweng Bakalan.

Posisi mayat pada kedalaman lubang vertikal 20 Meter tersebut, mengagetkan anggota ekspedisi, yang kemudian menghentikan kegiatan observasinya untuk melaporkan temuan itu ke pamong desa setempat. Selanjutnya, diteruskan ke Polsek dan Kantor Kecamatan Pracimantoro serta ke Polres Wonogiri. Saksi yang menemukan mayat tersebut ada Muhamad Hafis (26) warga asal Kampung Krikilan RT 6/RW 21 Kelurahan Ngaglik, Yogyakarta, dan Sigit (42) penduduk dari Kampung Temang RT 2/RW 4, Kelurahan Purwosari, Kalasan, Yogyakarta. Keduanya tergabung dalam Tim Ekspedisi UGM Yogyakarta yang melakukan observasi penelusuran lubang perut bumi di Luweng Bakalan, Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Camat Pracimantoro, Warsito, menyatakan, lokasi Luweng Bakalan berada pada lahan yang sulit dijangkau, karena tidak ada jalannya. Untuk melakukan evakuasi mayat, dilaksanakan Kamis malam (27/9) oleh Tim SAR Wonogiri pimpinan Wisnu, bersama Tim UGM, Polsek, dan Koramil Pracimantoro, dibantu aparat dari Kantor Kecamatan, pamong desa serta masyarakat. Proses evakuasi dilakukan dengan menurunkan relawan ke lubang perut bumi, untuk memasukkan mayat ke dalam kantong, yang kemudian ditarik ke atas dengan teknik vertical rescue menggunakan katrol yang ditopang dengan dengan tripot besi. Mayat yang kondisinya sudah rusak tersebut, berhasil dinaikkan ke atas permukaan bumi pada pukul 22.00. Setelah dilakukan pemeriksaan di tempat, mayat tersebut oleh Tim Polres Wonogiri dikirim ke RSUD Dokter Muwardi Solo, untuk kepentingan otopsi.

Tak ditemukan identitas yang menyertai mayat tersebut, sehingga tidak diketahui nama dan asal-usulnya. Kades Gambirmanis, Sunardi, memastikan itu bukan warga Desa Gambirmanis. Mengapa ditemukan tewas di dalam Luweng Bakalan ? Ini masih dalam penyelidikan kepolisian. Tidak tertutup kemungkinannya, itu sebagai korban pembunuhan yang kemudian dibuang ke dalam luweng, untuk tujuan menghilangkan jejak.(suarabaru.id/bp)