blank
Berkiatan dengan peringatan Harhubna Ke 47 Tahun 2018, Dishub Kabupaten Wonogiri, peduli memberikan bantuan air bersih kepada warga masyarakat Wonogiri selatan yang dilanda kekeringan.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, pimpinan Kepala Dishub Ismiyanto, peduli membantu air bersih bagi warga Wonogiri selatan yang dilanda kekeringan. Bersamaan itu, para siswa yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) SMA Negeri 2 (Smanda) Wonogiri, asuhan Kepala Sekolah (Kasek) Endang Sunarsih, juga peduli menyisihkan uang janjannya, untuk membantu air bersih bagi masyarakat Wonogiri selatan yang keuslitan air bersih.

Wakasek Humas Smanda, Wardaya, mewakili Kasek Endang Sunarsih, menyatakan, bantuan air bersih yang diberikan oleh Osis Smanda berjumlah 40 mobil tangki. ”Bantuan air diserahkan untuk masyarakat di Kecamatan Pracimantoro sebanyak 30 mobil tangki, dan sepuluh mobil tangki lainnya untuk warga di Kecamatan Paranggupito,” jelas Wakasek Wardaya. Penyerahannya dilakukan pengurus Osis didampingi guru, yang diterimakan melalui Camat Pracimantoro, Warsito, dan kemudian diteruskan pendistribusiannya ke Desa Petirsari, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Sementara itu, berkaitan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Ke 47 Tahun 2018, Dishub Kabupaten Wonogiri peduli memberikan bantuan air bersih sebanyak 34 mobil tangki kepada warga masyarakat di wilayah Wonogiri selatan yang dilanda krisis air pada musim kemarau puncak sekarang ini. ”Yang distribusinya kami koordinasikan dengan PMI Wonogiri,” jelas Kepala Dishub Kabupaten Wonogiri, Ismiyanto. Masih dalam kaitannya dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional Tahun 2018, rencananya hari Jumat (28/9) mendatang, di Wonogiri akan digelar gerak jalan sehat massal.

Seperti diberitakan, sebanyak 47.944 jiwa (13.712 KK) penduduk Kabupaten Wonogiri, kini dilanda kekeringan. Mereka yang kesulitan memperoleh pemenuhan air bersih ini, tersebar di 31 desa, di tujuh dari 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Hal ini berikaitan erat dengan datangnya musim kemarau Tahun 2018, yang mengakibatkan telaga-telaga tandon air dan bak Penampungan Air Hujan (PAH), yang selama ini mereka andalkan untuk pemenuhan kebutuhan air untuk keperluan hidup sehari-hari pada mengering. Di sisi lain, wilayah pemukiman mereka tidak terjangkau pelayanan air ledeng pedesaan.(suarabaru.id/bp)