blank
FISIK : Prosesi serah terima fisik tiga pejabat Administratur KKPH Blora, Cepu dan Mantingan, Senin (17/9). Foto : Wahono

BLORA – Bupati Blora H. Djoko Nugroho, minta kepada Polri untuk tidak ragu menangkap, dan memproses secara hukum para pencuri kayu jati (curkaja).

Jika terbukti mencuri kayu disertai bukti cukup, apalagi sebagai penggerak atau provokator, penegak hukum segera saja memprosesnya

“Kami sering katakan tangkap pelakunya pencuri kayu negara, temasuk perangkat desa,” tandas Bupati Blora.

Selain itu, Djoko Nugroho menyampaikan terima kasih atas kerjasama, dan program bagi hasil kepada masyarakat desa hutan.

Juga pengembangan obyek wisata yang dikelola Perhutani, mulai bisa memberikan multi player effect kepada warga sekitarnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga merespons positif langkah dan kerjasama Perhutani dengan Pemkab yang terjaga baik.

“Ayo kita terus kerja keras, agar memberi kesejahteraan pada masyarakat,” tandasnya.

Terbaik Dunia

Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Tengah Bambang Catur Wahyudi  diwakili Kepala Departemen Perlindungan SDH & Kelola Sosial Tri Setya Pratama, menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang baik Pemkab dan semua stakholder.

Dikatakan, sampai saat ini mutu kayu jati produksi Blora masih terkenal di dunia sebagai jati yang terbaik

Sebagai mitra pembangunan bangsa, lanjutnya, Perhutani telah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat luas.

Kepada jajaran kepolisian dan penegak hukum lainnya, Perhutani menyampaikan terima kasih atas penanganan curkaja yang cepat.

Terkait kesejahteraan, kata Tri Setyo, antara lain memberikan sharing produksi kayu kepada masyarakat desa hutan (LMDH) Rp 4 miliar pertahun.

Belum lagi pemanfaatan lahan hutan, hasil penaman palawija dan tumpang sari yang mencapai Rp 12 miliar pertahunnya, kata Tri Setya Pratama.

Keterangan Bupati dan Kepala Divre Perhutani Jateng, dibeber saat serah terima fisik Administratur/KKPH Blora, Cepu, Mantingan, Senin (17/9).

Ketiga pejabat Adinistratur yang dirolling menempati job baru itu, masing-masing Rukman Supriatna (Adm KPH Blora), Agus Yulianto (Adm KPH Cepu), dan Joko Santoso (Adm KPH Mantingan).

Pejabat Administratur KPH Blora, Rukman Supriatna dirolling untuk mengemban jabatan baru menjadi Administratur KPH Jombang, Jatim.

Agus Yulianto yang baru duduk sekitar delapan bulan di kursi Adminitratur KPH Cepu, Blora, menempati tugas baru menjadi Administratur KPH Sukabumi, Jawa Barat.

Joko Santoso, sekitar satu tahun menjabat sebagai Administratur KPH Mantingan, Rembang, dan sebagian wilayah kerjanya (hutan) berada di Kabupaten Blora,  menjadi pejabat Administratur di KPH Pekalongan Timur.

Selanjutnya, jabatan baru Administratur KPH Blora dipegang oleh Afwandi, sebelumnya adalah pejabat Koodinator Peneliti Kelola Sosial Pusat Pengembangan Hutan (Teak Center) Perum Perhutani.

Untuk jabatan Adminitratur KPH Cepu, digantikan Dadhut Sujanto, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani.

Kursi Administratur KPH Mantingan yang ditinggal Joko Santoso, akan segera diduduki pejabat baru Widodo Budi Santoso, sebelumnya sebagai Kepala Perencanaan Hutan Wilayah II Yogyakarta.

Serah terima jabatan (sertijab) dan prosesi pisah sambut digelar di ruang pertemuan Perhutani KPH Blora, pejabat Divre, Bupati Blora, Forkompimda, para Administrstur dan stakeholder Perhutani.(suarabaru.id/wahono)