blank

Mengapa orang tidak menyukai matematika? Orang tentu sudah sangat sering mendengar pertanyaan itu. Kita sudah mendapatkan pelajaran matematika sejak sekolah dasar sampai SMA/SMK. Bahkan ketika masih kecil pun matematika sudah diajarkan oleh orang tua kita, dengan memprrkenalkan angka dari 1-10, berhitung, dan lain sebagainya.

Lalu apa itu matematika? Mungkin yang terpikir matematika itu angka, rumus, menghitung, dan lain sebagainya. Dan bagi siswa, matematika adalah salah satu pelajaran yang tidak disukai, hanya sebagian kecil dari anak-anak sekolah yang menyukai  matematika. Bagi siswa yang kurang suka, mereka merasa bahwa belajar matematika itu sangatlah sulit, menguras pikiran, membosankan, dan tentu ada banyak alasan yang menjelaskannya.

Ketika kita mendengar kata matematika saja, otak kita sudah ke doktrin bahwasannya matematika itu sulit, banyak rumus. Sehinggga menyebabkan siswa tidak suka dengan pelajaran matematika dan bahkan ada siswa yang malas untuk mengikuti pelajarannya. Lalu bagaimana cara mengatasinya agar siswa menyukai pelajaran matematika?  Untuk itu, kita akan membahas tentang mengapa banyak orang tidak suka pelajaran matematika. Tujuannya untuk membuat siswa suka dengan pelajaran matematika, minimal bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika.

Tidak Suka Matematika

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika merupakan ilmu abstrak yang hanya berisi angka, teka – teki yang membuat seseorang tidak menyukainya yang beralasan bahwa matematika itu sulit. Hampir sebagian besar seseorang bahkan siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Banyak faktor yang membuat seseorang tidak menyukai matematika, diantaranya :

  1. Angka dan Rumus Adalah Pelajaran Abstrak

Alasan utama matematika sangat sulit adalah karena matematika merupakan pelajaran abstrak yang hanya berisi angka dan rumus. Bagi siswa sendiri, permainan angka tentu lebih sulit dibandingkan dengan mendengarkan cerita dan kisah sejarah yang memang berhubungan dengan kehidupan secara real.

  1. Tegang dan Konsentrasi Penuh saat Pelajaran Matematika

Matematika memang dirasa menjadi pelajaran yang sulit dalam sekolah, untuk itu setiap pelajaran dimulai, siswa itu pasti lebih tegang dan memusatkan konsentrasi untuk memahami materi. Inilah yang membuat mereka merasa bosan, apalagi bagi siswa yang memang tidak menyukai matematika (matematika haters).

  1. Butuh Ketelitian untuk Menjawab Soal

Dalam mengerjakan soal matematika, memang sangat membutuhkan ketelitian. Karena apabila kita mengerjakan sebuah soal matematika kemudian hanya salah satu angka, menyebabkan semua langkah jawaban salah dan harus mengulang dari awal.

  1. Tidak Cukup Hanya Menghapal Rumus

Untuk memahami matematika, tidak hanya cukup dengan menghafal rumus, tetapi kita juga butuh penalaran dan memahami soal, menghubungkan rumus satu dengan rumus lainnya. Maka dari itu matematika itu banyak-banyaklah berlatih, karena apabila kita sering berlatih maka kita tidak akan merasa kesulitan untuk menemukan jawaban yang benar.

  1. Butuh Penjabaran Kompleks untuk Soal Sederhana

Waktu mengerjakan satu soal matematika tentu lebih lama dibandingkan mengerjakan soal bahasa atau sejarah. Ini karena jawaban memang harus kompleks dengan langkah yang sistematis bahkan untuk soal sederhana. Begitu pula demikian, materi dasar yang diajarkan di sekolah dasar akan selalu terkait dengan materi yang diajarkan sampai ke tingkat perkuliahan.

  1. Kebanyakan Guru Matematika Adalah Guru yang Serius

Banyak yang beranggapan bahwa guru matematika adalah hampir sebagian besar gurunya killer, terlalu serius. Mungkin ini karena materi matematika yang menuntut siswa untuk belajar serius dengan konsentrasi dan ketelitian lebih, sehingga seriang apapun guru matematika menyampaikan materi, siswa tetap merasa guru matematika sangat serius.

Daya Tarik Rendah, Kenapa?

Rendahnya kualitas pembelajaran matematika akan berdampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa, hal ini ditemukan oleh banyak faktor yang secara umum terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru, misalnya; kurikulum, daya dukung, pembelajaran, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri guru itu sendiri, misalnya kemampuan guru matematika dalam mengemas pembelajaran.

Oleh karena itu guru perlu mendapat pembinaan dengan media audio visual. Dari proses pembinaan dengan media audio visual tersebut dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika terutama pada aspek kegiatan pendahuluan (membuka pelajaran), kegiatan inti, penguasaan materi pelajaran, penggunaan teknik tanya jawab (interaksi), pengolahan kelas/waktu/materi, penggunaan media belajar, penggunaan bahasa, dan penilaian belajar.

Konten matematika adalah hal yang abstrak dan objek dasar matematika meliputi fakta, konsep, prinsip, skill, dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyampaian materi ini jelas guru harus memperhatikan siswanya. Untuk itu perlu suatu cara yang tepat agar siswa dapat memahami dengan baik dan benar, sehingga siswa akan memiliki pengalaman belajar yang bermakna.

Agar Siswa Suka

Kita sebagai calon guru matematika harus mengetahui kendala dalam pembelajaran matematika, dan harus mengetahui situasi siswanya. Apakah siswa itu sudah paham dengan materi yang kita ajarkan atau belum. Untuk itu kita harus mempunyai cara untuk membuat siswa suka pelajaran matematika, minimal siswa tidak merasa bosan.

  1. Pastikan Anak Didik Memahami Keterangan yang Sudah Disampaikan

Berbeda dengan pelajaran lain, matematika adalah pelajaran yang kompleks, dimana materi satu berkaitan dengan materi lainnya. Untuk itu, kita sebagai calon guru menerangkan materi secara struktural, ketika menerangkan jangan terlalu cepat karena bisa membuat siswa kurang paham. Sering – sering memberi soal dan tugas, karena siswa nantinya akan terbiasa dan tidak kaget ketika melihat soal baru dan akan membuat siswa hafal rumus sendirinya.

  1. Perhatian Guru pada Semua Siswa

Perhatian kita harus sepenuhnya tertuju pada semua siswa di kelas, baik ketika menyampaikan materi maupun ketika siswa mengerjakan soal.  Dan jangan pusatkan perhatian kita kepada anak yang pandai matematika, ratakan perhatian kita untuk semua siswa. Libatkan semua siswa  dalam proses belajar mengajar, kita bisa menanyakannya secara langsung, menyuruh mengerjakan salah satu siswa ke papan tulis, atau membuat kelompok.

  1. Gunakan Strategi, Media, Metode yang Relevan

Untuk membantu daya serap siswa dalam memahami materi, perlu menggunakan strategi, media atau metode, misalnya cara cepat, alat peraga, dan lain sebagainya. Tetapi pastikan media dan metode tersebut relevan dan sesuai dengan materi.

  1. Sedikit Candaan dan Humor

Matematika adalah pelajaran sulit dan membosankan bagi anak didik, untuk itulah jangan pernah menambah kebosanan mereka dengan ekspresi dan sikap kaku. Bersikaplah lebih humoris karena ini akan membuat siswa meringankan beban pikiran siswa saat belajar di kelas.

  1. Jangan Pernah Paksa Siswa

Meskipun kita sudah berusaha mengoptimalkan proses belajar mengajar secara maksimal, tetapi pasti ada beberapa  siswa yang memang memiliki bakal alami sulit memahami matematika. Kita sebagai calon guru matematika jangan pernah memaksa, justru memberi motivasi untuk mengasah pelajaran yang mereka bisa. Karena bakat dan keahlian siswa berbeda-beda dalam pelajaran tertentu.(suarabaru.id/Nila Ubaidah MPd, dosen Pendidikan Matematika Unissula)