blank
Para pemain Diklat Sepak Bola ‘Cilo Sportivo’ Magelang, yang sejak usia dini diajarkan mengenai kejujuran dan pendidikan karakter, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG- Sekolah sepak bola adalah sekolah yang mengajarkan kejujuran. Pendapat itu disampaikan Presiden FIFA Ke 8 Sepp Blatter pada sambutan tertulis buku AFC Grassroots (usia dini).  Kejujuran itu pula yang menjadi landasan pada Pendidikan dan Latihan (Diklat) Sepak Bola ‘Cilo Sportivo’ Magelang.

Sekolah sepak bola (SSB) yang beralamat di Jalan Magelang – Semarang Km 10 Krajan Secang, Kabupaten Magelang berdiri 16 Desember 2013. Yang menjadi penasihat Cilo Sportivo adalah KH Abdurrahman Chuclori (Gus Yusuf), pengelola Pondok Pesantren API Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

Komisi pelatih terdiri atas Edi Prayitno (direktur teknik dan head coach), Subarkah (physical trainer), Supriono (pelatih penjaga gawang) dan Yoga Wahyu (asisten pelatih teknik).

Edi mengatakan, sekolah sepak bola adalah sekolah yang mengajarkan tentang kejujuran. Karena para pemain sejak usia dini diajarkan mengenai sportivitas, saling membantu, legawa menerima kekalahan dan persahabatan.

‘’Kejujuran harus ditanamkan sejak usia dini. Itu yang kami lakukan di Diklat Cilo Sportivo. Pemain muda juga jangan diharuskan menang pada setiap pertandingan, apalagi menggunakan berbagai macam cara. Yang paling penting mereka bermain sportif dan jujur,’’ tegasnya.

Selain itu, juga pendidikan karakter yang menjadikan pemain mematuhi peraturan pertandingan sepak bola.

Direktur Teknik Cilo Sportivo Magelang menerangkan, pendidikan karakter mengajarkan pemain menghormati wasit dan asisten wasit, menghargai pelatih dan juga menghargai pemain baik kawan maupun lawan.

Bila menghargai kejujuran, pemain akan membangun sportivitas dalam dirinya. Nantinya mereka akan menjadi pemain yang berkarakter di klub professional maupun tim nasional.

Mantan Pelatih PPLP Jateng itu mengemukakan, kejujuran diutamakan di diklat tersebut sejak penerimaan anak didik. Semua dilakukan secara transparan, karena  di situ terletak kejujuran. ‘’Contoh paling mudah jangan mencuri umur saat mendaftar,’’ tuturnya.

Diklat Cilo Sportivo didirikan bersama Rama Galih seorang pengusaha konveksi di Jakarta. Di tengan jalan Rama Galih mundur diteruskan Edi. Dia selain menjadi pelatih kepala, sekarang merangkap pengelola diklat tersebut.

Memasuki usia lima tahun, sekolah sepak bola ini mempunyai 32 anak didik. Mereka berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung,Surabaya, Salatiga, Magelang dan lainnya. Luar Jawa dari Lampung, Palembang, Padang, Kalimantan dan sebagainya.

‘’Kami membatasi jumlah siswa sesuai jumlah tempat tidur yang tersedia di asrama. Yang tidak tinggal di asrama adalah pemain yang warga Magelang. Biaya setiap bulan terdiri makan, asrama dan latihan Rp 1.300.000. Ini paling murah se dunia,’’ ujar mantan pemain Tidar Sakti Galatama Magelang 1979-1982 tersebut.

Mengenai program latihan, Edi yang kini melatih Persab Brebes menjelaskan, dibuat secara terstruktur dan sistematis untuk mencapai target yang ditetapkan.

Program latihan dibuat dalam program tahunan yang dibagi tiga periode. Yaitu periode persiapan, periode kompetisi dan periode transisi.

Adapun materi latihan dalam program tahunan meliputi aspek teknik, taktik, fisik dan psikis. Aspek teknik mencakup fundamental skill, game realated dan game situation. Aspek taktik meliputi defensive tactis dan offensive tactis yang terbagi menjadi individual tactis, units tactis dan team tactis.

Aspek physic yang dikembangkan mengacu kepada kebutuhan fisik pemain sepakbola standar internasional. Misalnya standar VO2 Max minimal 55cc/kg/BB/menit.

Aspek fisik yang dikembangkan meliputi strenght, endurance, speed, flexibility yang dikembangkan spesifik. Antara lain general endurance, Specific endurance, power, agility, speed movement, spees reaction dan sebagainya. Untuk mewujudkan aspek fisik, selain program latihan di lapangan juga melalui program peningkatan kualitas fitness di gym di Stadion H Moch Subroto, Kota Magelang.

Mantan Pelatin Timnas Pelajar itu menerangkan, pemain juga diwajibkan mengikuti pendidikan formal. Karena itu, Diklat Cilo Sportivo menjalin kerjasama dengan SMA Islam dan SMA Kristen Secang.

‘’Bagi yang muslim, mereka sekolah di SMA Islam. Begitu pula yang agamanya Kristen. Jadi pendidikan formal tetap diperhatikan. Selain itu, kepala sekolah mudah memberi izin jika siswanya harus izin tidak sekolah karena mengikuti pertandingan,’’ terangnya.

Pelatih yang mengantar Timnas Pelajar Indonesia meraih juara II Kompetisi Pelajar se Asia di Thailand 2013 mengemukakan, Diklat Cilo Sportivo tidak berorientasi setiap bertanding harus menang dan juara, tetapi meletakkan teknik dasar bermain sepak bola yang benar dan tepat. ‘’Menendang bola yang benar itu bagaimana? Jadi kami mencetak pemain yang bisa bermain sepak bola dengan teknik dasar yang benar,’’ terang Edy.

Selain itu, lanjut pelatih yang fokus mendidik pemain usia muda itu menegaskan, mindset pelatih harus diubah. Pemain usia dini jangan dibebani target harus menjadi juara, apalagi dilakukan dengan cara yang tidak benar. Seharusnya justru mereka diajari teknik dasar bermain bola yang benar dan baik.

Edy yang mengantarkan PPLP Jateng menjadi Juara Indonesia 2011, 2012 dan 2013 berharap, alumni Dklat Cilo Sprotivo memiliki teknik, taktik dan fisik yang bagus. Syarat itu yang harus dimilik pemain saat meninggalkan akademi tersebut. Dengan cara itu, pelatih klub yang menerimanya tinggal menggunakannya. (Suarabaru.id/dh)