blank
Rumah Baca Mc Ganz di Jalan Jalan Salak 3/22 Kampung Ngembik Kidul, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, selalu dikunjungi anak-anak, (Suarabaru.id/dok)

 

 

MAGELANG- Ruang tamu di sebuah rumah Jalan Salak 3/22 Kampung Ngembik Kidul, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang berbeda dari biasanya.

Tidak ada meja kursi dan perabot lainnya maupun hiasan dinding. Di ruang tamu rumah yang berada di perkampungan padat penduduk ini justru isinya meja belajar berukuran kecil dan besar, kursi serta beberapa rak berisikan buku bacaan. Terdapat pula rak berisikan piala dan globe serta dinding yang bertuliskan ‘Rumah Baca Mc Ganz’.

Itu kondisi ruang tamu di rumah Amarylisse Magnificia Cesari Ganz, siswi kelas 8 SMP Negeri 1 Magelang yang akrab disapa Rere. Dia menyulapnya menjadi sebuah ruang baca mirip perpustakaan.

Dia pula yang memiliki inisiatif membuat ruang baca di ruang tamu dan diberi nama ‘Rumah Baca Mc Ganz’. Idenya   didukung kedua orang tuanya, Agus Budiono (39) dan Wiwin Irawati (38) serta satu adiknya, Amar Magnificia Cesari Ganz.

Menariknya, rumah baca ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi gratis untuk warga di sekitar rumahnya, terutama anak-anak sebayanya. Pintu rumahnya dibuka lebar-lebar bagi anak-anak kampung setempat untuk belajar di rumah bacanya yang dimulai sejak 7 Januari 2014.

Rere menceritakan, berdirinya rumah baca ini bermula ketika dirinnya bingung di mana meletakkan buku-bukunya yang sangat banyak, sedang kamarnya sudah penuh. Lalu terpikir untuk menaruhnya di rak-rak yang tertata rapi di ruang tamu.

‘’Bukunya banyak banget, sekarang hampir seribuan eksemplar. Lalu kepikiran sekalian aja jadi rumah baca, karena teman-teman juga banyak yang suka mampir pinjam buku,’’ ujarnya beberapa hari lalu.

Sejak saat itu, lanjutnya, Rumah Baca Mc Ganz selalu ramai dikunjungi anak-anak sekitar, bahkan ada pula dari daerah lain. Koleksi bukunya terus bertambah, apalagi mendapat donasi buku dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta penerbit buku ternama yang lumayan banyak.

Donasi ini, kata Rere, tidak lepas dari rumah bacanya yang sudah terdaftar di portal Donasi Buku Kemendikbud dan menjadi satu-satunya rumah baca di Kota Magelang yang terdaftar di portal tersebut.

‘’Bukunya paling banyak soal cerita, pengetahun umum, kamus, majalah, pelajaran, komik, religi dan lainnya. Termasuk buku tentang cara memasak,’’ ujarnya.

Ibunda Rere, Wiwin Irawati, mengatakan, anaknya sejak kecil memang suka membaca buku. Hal ini tidak lepas dari kebiasannya sejak balita yang sering mendengar ibunya bercerita atau mendongeng. Hampir setiap menjelang tidur malam selalu dibacakan cerita atau dongeng.

‘’Saking seringnya, bahkan saya sampai kehabisan bahan cerita. Mau ga mau, saya sering beli buku cerita, karena Rere ga bisa tidur kalau ga didongengin. Akhirnya, buku menumpuk banyak sekali dan dibuatlah rumah baca ini,” terangnya.

Dia mengemukakan, ruang tamu rumahnya memang dia relakan menjadi rumah baca dan selalu ramai oleh teman-teman anaknya. Hampir setiap hari anak-anak sekitar rumah datang pukul 15.00 sampai malam hari pukul 21.00 WIB.

‘’Mereka di sini baca-baca buku, mengerjakan  pekerjaan

rumah (PR) dan terkadang nonton film. Sering pula mereka main dan olahraga bersama. Rumah baca ini malah seperti pusat kegiatan belajar dan bermain,” ungkapnya.

Dia  mengaku, sangat mendukung hobi anaknya ini. Termasuk mendukung kegemarannya menulis cerita yang kemudian menghasilkan sejumlah buku cerita. Terbaru, anaknya telah menerbitkan empat buku kumpulan cerpennya, yakni Kasihan Rara, Surga di Tangan Ibu, Al-Quran Impian dan Semangat Baru Lintang.

Saat ini dia sedang menyelesaikan novelnya, yang rencananya juga diterbitkan. Rere memang produktif menulis dan menerbitkan buku. Di rumah baca ini ia sering berbagi keahliannya ke teman-temannya. Semoga saja teman-temannya bisa mengikuti jejaknya menjadi penulis.

Meski hanya rumah baca, tambah Wiwin, anaknya mampu mengaturnya dengan baik. Di rumah baca ini dibentuk pengurus yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, seksi keamanan dan seksi kebersihan serta anggota.

‘’Ketuanya Rere sendiri. Ada aturan mainnya juga, seperti kalau pinjam buku dibawa pulang maksimal 10 hari harus dikembalikan. Kalau tidak dikembalikan, nanti seksi keamanan yang mengambil. Anggotanya sekarang ada seratusan, tapi yang aktif sekitar 30-50 anak, ungkapnya.  (Suarabaru.id/dh)