blank
Bupati Batang Wihaji memberikan pengarahan kepada siswa dalam Gerakan Matikan Hp saat jam belajar di Kecamatan Reban, Batang. (Suarabaru.id/dok)

BATANG –  Gerakan matikan handphone atau gadget dan televisi saat  jam belajar di Kabupaten Batang bukan isapan jempol belaka. Mulai Rabu ( 29/8) telah dicanangkan gerakan jam belajar wajib pukul 18.00 sampai 20.00.

Pencanangan gerakan tersebut yang merujuk pada Peraturan Daerah No 3 tahun 2013 tentang pengelolaan pendidikan di Kabupaten Batang itu berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Reban.

Pesertanya pelajar dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK bersama guru dan orang tua murid yang dihadiri pula seluru camat dan kepala OPD.

“Saya tidak ingin gerakan ini sebagai seremonial saja, tapi harus ada implementasinya di tengah masyarakat.  Selaku orang tua, guru dan pemerintah harus memiliki kesadaran betapa pentingnya gerakan tersebut untuk masa depan kelaurga dan anak,” Kata Wihaji.

Wihaji mengaku  saya setiap kunjungan kesekolah – sekolah di Kabupaten Batang, pelajar dengan jujur mengatakan lebih banyak berkomunikasi dengan Hp-nya daripada dengan orang tuanya.

” Ini menjadi kekhawatiran saya, karena kalau kita tidak bisa memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak akan membuat kita bodoh,”tegasnya.

Selain itu, lanjut Wihaji, dengan hp atau gadget  dan kebebasan televisi akan dapat mempengaruhi pikiran dan perilaku. ‘’Oleh karena itu demi masa depan anak dan keluarga maka kita harus membatasi diri dalam penggunaan perangkat teknologi.’’

” Bukan saya membatasi hak orang menggunakan smartphone atau gadet dan televisi, karena di negara maju dibatas  dalam penggunaanya sebab dari hasil riset dapat mempengaruhi anak kita,” lanjutnya.

Ia juga berharap pada orang tua masyarakat yang memiliki  kemampuan membuat informasi teknologi, buatlah game yang mendidik bagi anak – anak.

” Gerakan jam belajar dan matikan Hp akan kita terus evaluasi. Bila mana perlu untuk mensukseskanya kita buat satgas belajar dari RT di setiap desa,” tandas Wihaji

Plh. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, Bambang Suryantoro mengatakan, gerakan ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga yang berimbas pada peningkatan pendidikan kualitas hidup generasi berikutnya.

” Ini bentuk komitmen pemkab dan pemangku kepentingan dalan meningkatkan kualitas hidup, sebagai pendidikan pertama dan utama dalam keluarga baik formal maupun non formal,”ucap Bambang.

Setelah adanya kesamaaan pemahaman dari semua elemen masyarakat di tingkat paling bawah seperti  keluarga, RT, desa dan lembaga kemasyarakatan tentang getakan tersebut, maka diharapkan ada penurunan  jumlah kebodohan khususnya bagi anak.

Dalam kesempatan tersebur Bupati Wihaji menyerahkan tabungan beasiswa kepada empat pelajar SD, SMP setelah berhasil menjawab pertanyaan dari bupati. (Suarabaru.id/sb)