blank
Sebelum melakukan manasik, para siswa SMK Negeri 1 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, mendapatkan pengarahan terlebih dahulu tentang tatacara urutan serangkaian rukun ibadah haji di Tanah Suci. Ini dilakukan dengan menghadirkan pula duplikat Ka'bah (latar belakang kiri).(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Pembelajaran manasik haji secara massal, dilaksanakan oleh ratusan siswa bersama para guru dan karyawan SMK Negeri 1 Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Adha 1439 H. Mayoritas peserta manasik, mengenakan busana warna putih-putih, sebagian lainnya ada yang berseragam Pramuka atau baju Osis. Kegiatan memperagakan pelaksanaan rukun ibadah haji ini, dilakukan Jumat (24/8) di halaman depan dan halaman tengah kompleks SMK Negeri 1 Jatoroto (40 Kilometer arah timur Kota Wonogiri). Tampil menjadi pembimbingnya, Guru Agama SMK Negeri 1 Jatoroto terdiri atas Sutrisno, Irfan, Ma’furi dan Tiara.
Bersamaan dengan acara manasik haji tersebut, para siswa diajak makan bersama di sekolah memakai lauk daging hasil penyembelihan hewan kurban. Kepala SMK Negeri 1 Jatiroto, Gunarsi, menyatakan, manasik haji kali ini diikuti 630 siswa Kelas 10 dan kelas 11 yang beragama Islam bersama para guru dan karyawan sebanyak 73 orang yang muslim dan muslimat. ”Ini menjadi bagian dalam upaya pemberian pendidikan karakter keagamaan, dan pemahaman tentang religiusitas mengenai rukun serta tata cara menunaikan ibadah haji maupun ibadah umroh. Manakala telah memiliki pemahaman tentang urutan rukun dan tatacara yang harus dilakukan, maka dapat membekali diri seseorang mampu menjalankan ibadah haji dan umroh secara mandiri.
Manasik haji, merupakan praktik peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan segala rukun-rukunnya. Dalam kegiatan manasik haji, para peserta dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang dilaksanakan ketika berada di Tanah Suci. Yakni mencakup tentang rukun haji beserta rangkaian persyaratannya, ibadah wajib dan sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh atau dilarang dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.
Bersamaan itu, para peserta manasik juga diberikan tuntunan tentang bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumroh, dan prosesi ibadah lainnya, dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di Tanah Suci. Dalam hal ini, juga dihadirkan miniatur duplikat Ka’bah, dan penunjukkan sejumlah tempat yang harus dikunjungi oleh para calon jamaah haji baik di Mekah maupun di Madinah. Para peserta manasik, juga diberikan pemahaman tentang budaya, bahasa dan kondisi alam di Arab.(suarabaru.id/bp)