blank
Danrem 074 Warastratama Kolonel (Inf) Widi Prasetijono (kanan) menyaksikan penandatanganan berita acara penyerahan hasil TMMD dari Dandim kepada Wabup (kesatu dan kedua dari kiri).(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Danrem 074 Warastratama Surakarta, Kolonel (Inf) Widi Prasetijono, menegaskan, pembangunan wilayah desa, merupakan salah satu realisasi dari kebijakan nasional Nawacita, yang ingin mewujudkan pembangunan Indonesia dari pinggiran. Yakni pembangunan nasional dalam berupaya mewujudkan kestabilan dan kemajuan Indonesia secara keseluruhan. ”Melalui pembangunan inilah, potensi yang ada di pedesaan harus dikembangkan dan kekurangan yang ada harus diatasi, guna mencapai pemerataan, pertumbuhan serta kemandirian desa secara berkelanjutan,” tegasnya
Demikian ditegaskan Danrem saat menutup TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler Ke 102 di Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Upacara penutupan digelar, Rabu (8/8), ditandai dengan penyerahan kembali peralatan kerja kepada Danrem, dirangkai dengan penandatanganan berita acara penyerahan hasil TMMD oleh Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh kepada Bupati Wonogiri yang diwakili Wakil Bupati (Wabup) Edy Santosa, penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita, serta penyerahan bantuan sembako kepada warga kurang mampu. Ikut hadir Kapolres AKBP Roberetho Pardede bersama jajaran Forkompinda, pimpinan dinas dan instansi, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Tampil menjadi inspektur upacara, Danrem membacakan sambutan tertulis Kasad Jenderal TNI Mulyono. Salah satu peran nyata TNI dalam mendukung pembangunan, tandasnya, adalah turut serta melalui kegiatan TMMD. Selain mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat, TMMD juga merupakan wahana untuk menggelorakan kembali semangat gotong royong, rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan serta ketahanan nasional, guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Secara nasional, TMMD kali ini melibatkan 50 Satgas TMMD di 50 kabupaten/kota, 57 kecamatan dan 79 desa, dengan sasaran desa-desa terpencil atau terisolir, dengan hasil merehabilitasi lebih dari 200 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pembukaan 86 Kilometer (Km) jalan baru, pengerasan dan betonisasi jalan sepanjang 60 Km, perbaikan 30 rumah ibadah dan 8 sekolah, pembangunan jembatan dengan panjang total 252 Meter (M), pembuatan 43 unit MCK, pembangunan Poskamling dan saluran drainase di lebih dari 30 desa, pemberian kambing kepada peternak binaan, serta penanaman 3.500 pohon di lahan konservasi alam. Sasaran non-fisik, menumbuhkan kekebalan terhadap isu disintegrasi bangsa dan konflik sosial, penyuluhan hukum, wawasan kebangsaan, kerukunan antarumat beragama, bahaya narkoba dan paham-paham radikal, asistensi Kamtibmas, pencegahan dan penanganan Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan), penyuluhan kesehatan dan program KB, bimbingan bertani dan beternak modern.(suarabaru.id/bp)