blank
Para pengrawit pelajar Kabupaten Wonogiri, dipersiapkan ikut ambil bagian dalam event IGF-2018 di Solo, bersama kontingen gamelan dari 19 negara.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Para seniman pengrawit Kabupaten Wonogiri berjumlah sekitar 150 orang, yang tergabung dalam 5 kelompok, Kamis sore (9/8), ikut serta dalam festival gamelan tingkat dunia atau International Gamelan Festival (IGF) di Solo. Mereka akan bergabung bersama kontingen gamelan dari 19 negara. Sebagai event bergengsi tingkat dunia, IGF akan digelar selama 10 hari mulai Tanggal 9 sampai dengan 16 Agustus 2018 mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wonogiri, Siswanto, sebagaimana disampaikan oleh Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, menyatakan, 5 kelompok pengrawit Kabupaten Wonogiri yang ikut IGF terdiri atas para pengrawit dari Sanggar Seni Pasopati Kecamatan Girimarto, Kencana Laras Kecamatan Pracimantoro, SMP Negeri 4 Kecamatan Pracimantoro, SMP Negeri 5 Wonogiri, dan dari Kecamatan Ngadirojo. ”Jumlahnya sebanyak lima group,” jelas Eko Sunarsono.
Kepala SMP Negeri 4 Pracimantoro, Agus Sumarno, didampingi pelatih karawitan Pujoko, menyatakan, bersama para seniman pengrawit, disertakan pula waranggana dan wiraswara. Mereka akan pentas di sepanjang City Walk Jalan Slamet Riyadi Kota Solo, bersama 73 group seniman pengrawit dari berbagai daerah, termasuk dari 19 negara manca. ”Materi yang akan ditampilkan telah ditentukan panitia, yakni gending  gangsaran, sampak, lancaran Kuta Sala, yang akan disajikan bareng-bareng (bersama) di bawah komando dirigen,” jelas Pujoko, seniman pengrawit alumni ISI Tahun 2003 yang sekarang aktif menjadi pelatih karawitan. ”Untuk maju ke IGF dilakukan pelatihan selama tiga hari,” ujar Pujoko.
Event IGF kali ini mengambil tema ‘mudik (homecoming)’. Ini berkaitan erat dengan eksistensi para maestro ahli peneliti tentang studi gamelan yang berkelana di berbagai penjuru dunia, untuk melakukan semacam mudik atau kembali pulang dan berkumpul di Kota Solo. Rangkaian acara  IGF yang menampilkan pertunjukan, konferensi dan pameran, akan mengambil sejumlah lokasi ikonik Kota Solo, antara lain Benteng Vastenburg, Kampus ISI Solo dan UNS Sebelas Maret, City Walk Jalan Slamet Riyadi, Ndalem Joyokusuman, Lokananta, Bentara Budaya Balai Sujatmoko, dan Taman Budaya Jateng Surakarta atau TBS. Dalam rangkaian gelaran festival bergengsi ini, juga akan dipentaskan sajian kebaruan gamelan, diskusi, dan pentas gamelan keraton yang melibatkan Keraton Solo, Cirebon, Kalimantan, Sumenep dan Kasultanan Malaysia. Juga kelompok gamelan dari beberapa negara manca seperti Jepang, Malaysia, Amerika dan Australia.(suarabaru.id/bp)