blank
Personel relawan siaga bencana yang tergabung dalam TRC dan dikoordinir oleh BPBD Kabupaten Wonogiri, berupaya memadamkan api yang membakar hutan negara di Kawasan Gunung Belah.(suarabaru.id/bp)
WONOGIRI – Kebakaran hutan negara terjadi di Kawasan Gunung Belah. Kobaran apinya membakar lahan hutan milik Perhutani yang berada di tapal batas Dusun Pencil Kelurahan Wuryorejo, dengan Dusun Grobog Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Kobaran api yang meluas karena ada tiupan angin kencang, sempat membuat panik arus lalu lintas pemakai jalan di ruas jalan raya antarkecamatan Wonogiri-Wuryantoro, yang  merupakan bagian dari jalur tembus Wonogiri (Jateng)-Gunungkidul (DI Yogyakarta).
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, kebakaran hutan negara di Gunung Belah tersebut berlangsung Selasa siang (7/8) pukul 14.05. Pemicu kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Sangat disayangkan manakala kebakaran itu disebabkan oleh kesengajaan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Tapi ada dugaan, pemicu kebakaran berasal dari api puntung rokok yang dibuang sembarang yang akhirnya menimbulkan terjadinya kebakaran pada rumput kering, yang kemudian berkobar membakar semak-semak dan tanaman perdu hutan yang mengering karena musim kemarau puncak ini.
Hutan negara Gunung Belah yang terbakar tersebut, masuk dalam wilayah Badan Kesatuan Pemangkungan Hutan (BKPH) Wonogiri. Letaknya berada di tepi ruas jalan raya antarprovinsi tersebut, BPBD Kabupaten Wonogiri segera menurunkan para relawan siaga bencana yang tergabung dari Tim Reaksi Cepat (TRC) yang di dalamnya termasuk melibatkan pula para personel dari komunitas Forum Pengurangan Resiko Pengurangan Bencana (FPRB), tim SAR, aparat dari Polsek dan dari Koramil Wonogiri Kota.
”Untuk langkah percepatan pemadaman, kami mendatangkan unit mobil Damkar (Pemadam Kebakaran) dari Pemkab Wonogiri,” tegas Bambang Haryanto. Tujuannya, untuk melakukan penyemprotan pada titik-titik nyala api yang berada di tepi ruas jalan raya, agar tidak membahayakan bagi arus lalu linta pemakai jalan, juga dalam upaya mempercepat pemadaman. Melalui langkah percepatan pemadaman ini, api dapat segera dilokalisir dalam radius 500 Meter Persegi (M2) dan tidak sampai meluas memusnahkan kawasan hutan yang ada.
Di Kabupaten Wonogiri, selama musim kemarau Tahun 2018 ini, telah dilaporkan lebih dari 10 kali kebakaran hutan. ”Itu yang dilaporkan, di luar yang dilaporkan masih ada sejumlah kebakaran hutan yang tidak diinformasikan kepada kami,” jelas Bambang Haryanto, sembari mencontohkan kebakaran hutan di wilayah perbukitan Kecamatan Paranggupito (sekitar 70 Kilometer arah selatan Kota Wonogiri), tidak dilaporkan dan hanya dibiarkan sampai apinya padam dengan sendirinya.(suarabaru.id/bp)