blank
Warga masyarakat Kabupaten Wonogiri bersemangat dalam menyambut HUT Ke 73 Kemerdekaan RI. Ada kreasi baru pembuatan penjor pitulasan untuk menyemarakkan penyambutan kemerdekaan.(suarabaru.id/bp)
WONOGIRI – Warga masyarakat Kabupaten Wonogiri, bersemangat dalam menyambut HUT Ke 73 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Di sejumlah perkampungan, warga masyarakat mulai memasang aneka hiasan dalam warna meriah, seperti memasang aneka macam lampu hias, umbul-umbul, rontek, spanduk, baliho, membangun gapura masuk jalan kampung, dan ada pula yang membuat penjor pitulasan.
Tokoh masyarakat di Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sudarmo, mengatakan, jalan di lingkup RT 3/RW 6 sepanjang 1.500 Meter, dipenuhi dengan aneka lampu hias. Ada yang berbentuk renteng yang dipasang tegak vertikal, dan ada yang dikombinasikan dengan pemasangan horisontal melintang di atas jalan, yang pada bagian tengahnya digantungkan bola-bola lampu warna-warni. ”Batas tepi jalan dan marka jalan juga dibuat memakai cat rebus, seperti pada cat pembuatan marka jalan raya, ini merupakan sumbangan dari warga,” jelasnya.
Warga masyarakat di Lingkungan Gerdu, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota, juga ramai-ramai memasang umbul-umbul dan lampu hias. Ada yang dibuat tegak vertikal dipasang berjejer di tepi jalan, yang posisi lampu hiasnya dibuat pluntir dan di masing-masing pucuk tonggak lampunya dipasang bola lampu pentol warna merah. Di Lingkungan Cubluk, Kaloran dan Bahuresan, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, juga dipasang aneka lampu hias yang dikombinasikan umbul-umbul dan pemasangan baliho bertuliskan Dirgahayu Kemerdekaan RI Ke 73 yang dibentangkan di pojok strategis jalan kampung. Suasana meriah penyambutan HUT Ke 73 Kemerdekaan RI juga terjadi di Lingkungan Salak Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri Kota. Sriyanto, salah seorang tokoh Karang Taruna, menyatakan, warga dengan inisiatifnya sendiri-sendiri, beramai-ramai membuat aneka hiasan, sehingga membuat suasana menjadi semarak.
Di Jalan Perkutut III Lingkungan Cubluk RT 1/RW 4, depan rumah Raden Tumenggung (RT) Purnomo Tondo Nagoro, dipasang penjor pitulasan yang dikombinasikan dengan lampu hias. Barisan penjor pitulasan dalam jumlah banyak, juga dipasang di depan rumah budayawan Jawa, Kanjeng Raden Arya (KRA) Pranoto Adiningrat, di Lingkungan Brumbung, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
Dalam pemahaman masyarakat Pulau Dewata, penjor adalah lambang pertiwi bhuwana agung, alam semesta dengan segala hasilnya, yang memberikan kehidupan dan keselamatan. Pertiwi atau tanah, digambarkan sebagai dua ekor naga yaitu Naga Basuki dan Ananta Bhoga. Penjor dipahami sebagai simbol gunung, yang menjadi sarana diterimanya anugerah keselamatan dan kesejahteraan. Penjor terbuat dari bahan tiang bambu panjang yang menjulang tinggi dan melengkung, kemudian dihiasi dengan janur atau daun enau muda, dilengkapi pula dengan padi yang bergelantungan dan di letakkan di depan pintu masuk rumah. Harapannya, ada banyak burung yang menghampiri untuk memakan padi yang dipasang di penjor.
”Namun penjor tujuhbelasan, ini dibuat sederhana dan fokus sebagai hiasan,” ujar KRA Pranoto Adiningrat. Kemunculan penjor untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI di Kabupaten Wonogiri, ini merupakan yang pertamakali dan menjadi kreasi baru dalam menyambut hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Walaupun sebenarnya, Pemkab Wonogiri, saat menyambut Hari Jadi Kabupaten Wonogiri Bulan Mei 2018 lalu, pernah memasang penjor hias di sejumlah titik Jalan Kabupaten dan di sekeliling Alun-alun Giri Krida Bakti.(suarabaru.id/bp)