blank
BERSAMA : Wabup H. Arief Rohman M.Si, bersama keloris dari bebagai penjuru nusantara yang hadir di Festival Kelor Blora 2018. Foto : Ist

BLORA – Untuk kali pertama Blora menggelar festival kelor. Meski event itu pelaksanaannya di desa berjarak sekitar 36 kilometer dari Kota Blora, event langka itu mendapat respons positif dari berbagai pihak.

Menariknya, di festival itu pengunjung bisa mendapatkan berbagai macam aneka produk olahan kelor terbaik di dunia, dan dipublikasikan sebagai produk luar biasa yang mendunia.

Festival Kelor Blora 2018 berlangsung lima hari, mulai Jumat-Selasa (27-31/7), pengunuung bisa datang langsung kel lokasi di Puri Kelorina, Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran, Blora.

Memasuki hari ketiga pada Minggu (29/7), ratusan keloris atau pengolah tanaman kelor yang tersebar pelosok nusantara datang dalam acara itu, dan memamerkan hasil innovasi olahan kelor mereka.

Festival level dunia dibuka Wakil Bupati H. Arief  Rohman mewakili Bupati H. Djoko Nugroho, memamerkan berbagai produk kelor mulai dari teh kelor, tepung kelor hingga kosmetik berbahan kelor.

Menariknya, jika dulu banyak keloris dari berbagai penjuru tanah air belajar untuk mengolah kelor di Puri Kelorina Blora, di event itu mereka kembali datang lokasi festival memamerkan dan menjual hasil inovasinya.

Kesehatan Tubuh

Di festival itu, kelor (moringa-Red) selain bisa dibuat teh kelor, tepung kelor, dan kosmetik berbahan dasar tepung kelor, dipamerkan juga berbagai jenis olahan makanan berbahan dasar kelor.

Makanan olahan, menurut tim pengagas festival Agus Harahap,  antara lain mie ayam kelor, moringa shake jahe secang, kue kelor, coklat kelor, hingga kapsul kelor berkhasiat menjaga kesehatan tubuh.

Salah satu keloris asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Benny, sengaja datang lagi ke Puri Kelorina untuk mengikuti festival dan memperdalam ilmu mengolah tanaman kelor.

“Di NTT, kelor adalah tanaman liar tinggi dan banyak yang tidak tahu manfaatnya, kini pohon kelor jadi barang bermanfaat tinggi,” bebernya.

Benny, mengolah kelor menjadi tepung kelor yang dikemas dalam bentuk kapsul,  manfaatnya untuk memperkuat daya tahan tubuh, dan mengobati beragam jenis penyakit.

Dudi Krisnadi, owner PT. Moringa Indonesia dan pemilik Puri Kelorina di Desa Ngawenombo, Blora, adalah tokoh dibalik sukses event langka yang dilirik dunia.

Di forum itu, juga dilaksanakan Seminar Moringa in Advance  berlabel khasiat dan manfaat elor, dilanjut kunjungan ke kebun kelor organik, cara mengolahnya serta temu keloris nusantara.

Menurut Dudi, Puri Kelorina Blora sudah lumayan lama mengekspor tepung kelor ke negara di Timur Tengah dan Eropa. Dia pernah ditawari menjadi keloris di Malaysia, namun lebih memilih Blora sebagai tempat tinggalnya.

Wabup Arief Rohman, mengakau bangga dengan event luar biasa ini, selain jadi pusat pengembangan kelor, dampak lain menjadikan Desa Ngawenombo yang dahulu tertinggal dan di pelosok, kini sudah berkembang positif. (suarabaru.id/Hn)