blank
ANTRI : Warga Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora, mulai antri air dengan derigen di sumur-sumur terdekat. Foto : Hn

BLORA –  Musim kering (Kemarau) mulai mengancam warga 155 desa di 14 dari 16 kecamatan wilayah Kabupaten Blora. Jumlah terdampak kekeringan meningkat dibanding pekan lalu yang baru melanda 146 desa.

Desa-desa terdampak kekeringan itu, sudah mengajukan bantuan droping air ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jumat (27/7).

“Dampak cukup serius ada di Kecamatan jati, kami segera siapkan droping air ke desa-desa itu,”  jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD setempat, Hj. Sri Rahayu.

Menurutnya, dari 16 kecamatan di Kabupaten Blora, semantara ini Kecamatan Kradenan dan Todanan yang belum mengajukan permintaan droping air.

Dua kecamatan yang belum mengajukan bantuan air, karena wilayah Kecamatan Kradenan berada di pinggir daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, dan Kecamatan Todanan di lereng Pegunungan Kendeng Utara.

Sri Rahayu menambahkan, pertengahan Juli  baru 146 desa yang mengajukan pemintaan bantuan air, namun pekan ini bertambah menjadi 155 desa/kelurahan.

Kalak BPBD Blora menambahkan, terdampak kekeringan sementara ini dialami oleh 145.756 kepala keluarga (KK) atau 445.676 jiwa di 155 desa/kelurahan, luas terdampak  sekitar 844,175 km2.

Setok Air Menipis

Pantaun di Blora, cadangan air di fasilitas umum desa-desa dan kelurahan di 14 dari 16 kecamatan wilayah Blora, mulai mengalami penurunan drastis, bahkan ada beberapa embung yang setok airnya makin menipis (kering).

Sebabnya, selain kurang perawatan, fasilitas embung banyak yang tadah hujan, dengan struktur tanah di bumi Blora bersifat porus, air gampang merembes dan hilang, salah satunya embung Desa Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora.

“Droping air bertahap, diprioritaskan desa di Kecamatan Jati dan Tunjungan, ada enam truk tangki, satu truknya kirim 3-5 kali perhari,” jelas Yayuk.

Data desa terdampak kekeringan saat ini, Kecamatan Jati 12 desa, Randublatung tujuh desa, Kedungtuban lima  desa, Cepu  delapan desa, Sambong delapan  desa, Jiken 11 desa, Jepon (16 desa), dan Bogorejo 12 desa.

Lainnya Kecamatan Blora 18 desa/keluarahan, Banjarejo 14 desa, Tunjungan 10 desa, Ngawen 13 desa, Japah sembilan desa, dan Kunduran 15 desa.

BPBD Blora tahun ini sudah  menyiapkan bantuan air bersih, jumlahnya memang hanya 500 tangki  (5.000 liter pertangki), namun sejumlah pihak menyatakan siap membantu.

“Apabila masih tidak cukup, Pemprov Jateng, BUMN, swasta dan organisasi lainnya siap memberi bantuan air bersih,” kata Sri Rahayu. (suarabaru.id/Hn)