blank
Rombongan peserta lemhanas dari negara sahabat saat menikmati suasana di MAJT.

SEMARANG– Peserta Lembaga Pertahanan Nasional (lemhanas) angkatan 58 dari sejumlah negara sahabat, Selasa (24/7/2018), mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), dipimpin Laksamana Pertama TNI I Gusti Kompiang Aribawa, selaku Tenaga ahli Pengkaji Madya Bidang Pertahanahan Nasional Lemhanas RI. Mereka mengagumi kekhasan arsitektur dan situs-situs MAJT serta ketenarannya sebagai masjid yang ramah, toleran dan moderat.

Peserta dari negara sahabat itu terdiri Brigader General Justin Mattew Thurston (Australia), Brigade General Kabir Ahmes (Bangladesh), Kolonel Hasan Farraj Abdullah  Ajebri (Arab Saudi), Juki Chew Fong (Fiji), Syeg Zaighum Abbad Naqwi (Pakistan), dan Sisomphone Uthen (Laos).

Setelah mendapat penjelasan dari Sekretaris DPP MAJT Drs KH Muhyiddin MAg dan menyaksikan berbagai situs dan koleksiyang dimiliki MAJT seperti Alquran Raksasa, Museum Perkembangan Islam Tanah Jawa, Payung raksasa hingga menara Al-Husna di lantai 19, mereka menyatakan kagum dan simpati atas eksistensi MAJT.

“Kami semakin percaya dan bangga dengan kebesaran MAJT, sebagai masjid yang memelopori semangat bertoleransi antarumat beragama, memrakarsai semangat bekerjasama dengan keramahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Hal ini tercermin dari kondisi MAJT keseharian,” kata Brigader General Justin Mattew Thurson yang sekaligus ketua rombongan peserta.

blank

Sekretaris MAJT Muhyiddin menjelaskan, MAJT yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006, merupakan masjid ‘tetenger’ bagi umat Islam di Jateng, sebagai rasa syukur atas kembalinya tanah wakaf seluas 39 hektar.

Dari luas tanah wakaf yang kembali tersebut, 10 hektar diantaranya dibangun untuk MAJT dengan anggaran biaya dari APBD Jateng.

Dijelaskan, MAJT bukan semata milik umat Islam, namun juga umat-umat yang lain, karena mereka merasa terayomi dengan keberadaan MAJT. Selain sering diundang dalam kegiatan bersama, umat-umat yang lain juga sering mengadakan kerja bakti di areal MAJT. “Harmkonisasi ini yang senantiasa kita kembangkan,” katanya.

Laksma TNI I Gusti Kompiang Aribawa menegaskan, kunjungan ke MAJT sebagai desain dari Lemhanas RI untuk memperkenalkan budaya dan religi yang dimiliki Jateng serta potensi industri.

Kesemuanya tersebut merupakan penopang besar atas suksesnya pembangunan di provinsi ini. Maka selain ke MAJT, rombongan juga mengunjungi Candi Borobudur sebagai simbol umat Budha dan Klenteng Sampokong sebagai simbol umat Kong Hu Cu.

Jawa Tengah, katanya, termasuk provinsi yang dinilai berhasil dalam membangun dengan pendekatan religi, budaya dan potensi ekonomi.

Hal tersebut tercermin dari kondusivitas kerukunan masyarakat yang terjaga dengan baik. Masyarakat yang multiagama dan budaya namun dapat hidup rukun dan harmoni. Tentu, hal ini sebagai modal besar untuk membangun.

Salah satu alasan mengunjungi MAJT oleh peserta lemhanas angkatan 58, katanya, karena masjid ini memiliki peran yang signifikan dalam mengharmonikan umat beragama, tidak hanya di Jateng, Indonesia, tapi juga reputasinya sudah level internasional.(suarabaru.id/sl)