blank
Dari api pembakaran sampah, merembet memusnahkan kandang ternak. Petugas Damkar Pemkab Wonogiri, berupaya memadamkan kebakaran, dengan menyemprotkan air ke titik api.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Gara-gara api dari pembakaran sampah, akhirnya merembet memusnahkan kandang ternak. Musibah kebakaran kandang ternak sapi ini, menimpa keluarga petani ternak Giyono (55) di Dusun Malangsari RT 3/RW X, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Sebelum api membesar, sapi piaraannya dapat lari menyelamatkan diri.
Menurut warga masyarakat Dusun Malangsari, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, tidak mengetahui penyebabnya tahu-tahu melihat asap dan jilatan api yang membakar rumah kandang ternak milik Giyono. Spontan, mereka segera memberikan bantuan untuk memadamkan kobaran api. Tapi terkendala karena di lokasi tidak tersedia air, juga tidak tersedia tabung gas alat pemadam kebakaran. Musibah kebakaran ini, segera dilaporkan ke pamong desa dan diteruskan ke Kantor Damkar untuk mendapatkan bantuan pemadaman.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Wonogiri, Joko Santosa, menyatakan, tidak ada korban nyawa dalam kebakaran kandang ternak tersebut. Tapi taksir kerugian materi mencapai sekitar Rp 30 juta. ”Begitu mendapatkan laporan ada kebakaran, kami langsung mengerahkan dua unit mobil Damkar ke lokasi, untuk melakukan pemadaman,” jelas Joko Santosa.
Pemicu kebakaran, diduga berasal dari api pembakaran sampah yang lokasinya berdekatan dengan kandang ternak. Api tersebut membesar ketika terkena tiupan angin, dan membakar tumpukan jerami kering tandon pakan sapi di dekat kandang. Kobaran api makin membesar, karena membakar tandon jerami kering dan merembet memusnahkan pula rumah kandang. Warga segera memberitahukan kepada pemilik, dan diupayakan untuk melokalisir kobaran api, supaya tidak meluas ke rumah tetangga.
Sementara itu, di Lingkungan Klampisan, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri Kota, Sabtu (21/7), terjadi kebakaran mobil. Mobil merk Karimun yang dipakai untuk sarana berlatih, mendadak terbakar di bagian mesin depan. Suryanto, pelatih stir yang membimbing pelatihan anak didiknya, langsung mengambil tindakan pemadaman. ”Saya cepat keluar dari mobil dan membantu siswa saya untuk juga saya tarik keluar,” jelas Surayanto sembari menjelasakan kalau mobil yang terbakar itu milik orang tua siswa yang dilatih stir. ”Bukan mobil milik saya,” tandasnya. Warga Lingkungan Klampisan, saat itu merelakan aliran air ledengnya dipakai untuk menyemprot kobaran api yang membakar mobil. Pemicu kebakaran, diduga dari konsleting kabel kelistrikan mobil yang berhubungan dengan accu.(suarabaru.id/bp)