blank
Jembatan penyeberangan pertama di Blora, menghubungkan Pasar Induk dengan ruko timur, kini tinggal kenangan. Foto : HN
BLORA – Jembatan penyeberangan pertama di Blora, kini tinggal kenangan. Jembatan bersejarah itu  dirobohkan (rata tanah) oleh Pemkab setempat, karena sudah lama tidak berfungsi.
Jembatan itu  berada di ujung utara jalan Mr. Iskandar, kompleks Pasar Induk Kota Blora, menghubungkan bangunan pasar dengan pertokoan timur.
“Saat di SMP dulu, saya bangga bisa jalan di jembatan itu,” kenang Wardoyo, warga Blora, Selasa (17/7).
Ungkapan sama dilontarkan Sutrisno, warga Kelurahan Ngawen, Blora, mengatakan pada 1978 lalu mengaku belum merasa di Kota Blora kalau belum naik dan jalan di penyeberangan itu.
Suwignyo, lulusan Sekolah Menegah Pertama (SMP Negeri 2 Kota Blora, sering sekali jalan-jalan di jembatan penyeberagnan yang dibangun sekitar 1973 itu.
“Ingin jalan saja, bolak-balik, gak jelas tujuannnya apa, hanya seneng-seneng sema teman sekolah,” bebernya.
Pantauan di eks lokasi penyeberangan pojok timur Pasar Induk Kota Blora, tampak jembatan bersejarah dan sempat jadi kembanggaan masyarakat di era 1970-an, kini sudah tidak tsmpak lagi tinggal sisa di ujung sisi barat.
Dibangun Bupati Srinardi
Jembatan itu digempur, dirobohkan oleh Pemkab, beberapa bulan lewat.
Namun sejauh ini belum ada rencana dibangun lagi yang lebih bagus atau tidak.
Dimintai konfirmasinya, Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, Perhubungan (Dinperkimhub) Kabupaten Blora, H. Syamsul Arief, membenarkan jembatan penyeberangan itu sengaja dihilangkan.
Tujuannya, kata dia, selain lama tidak berfungsi, agar pemandangan mulai alun-alun ke selatan menjadi lebih terbuka.
Soal kedepannya nanti dibangun lagi atau tidak itu belum direncanakan.
“Selain agar pemandangan bisa lebih luas, dan terbuka,  jembatan penyeberangan itu sudah lama tidak berfungsi,” jelas Syamsul.
Perlu diketahui, Pasar Induk Kota Blora dibangun pada awal 1970-an (tertulis di tembok pintu masuk timur 1973), era Bupati Srinardi (1967-1973). Jembatan itu menyambungkan pasar dengan toko-toko timur jalan Mr. Iskandar.
Pada 1970-an itu, terminal bus, kendaraan umum (oplet) dan dokar berada di depan pertokoan (bernama Komplakan), kini menjadi pusat kuliner sate khas Blora.
Dari kompleks Komplakan itu, terminal pindah barat pasar (sekarang berdiri ruko-ruko), pindah lagi ke ke Blok T (utara stasiun lama atau eks pasar hewan Pon), dan terakhir di Bangkle depan Yonif/410 Alugoro. (suarabaru.id/hn)