blank
Didier Deschamps/dok

SAINT PETERSBURG – Didier Deschamps, pelatih Prancis, mencari penawar luka setelah timnya sukses menembus final Piala Dunia 2018. Les Bleus menang 1-0 atas Belgia berkat gol Samuel Umtiti dalam duel semifinal di Stadion Saint Petersburg, Rabu (11/7) dini hari WIB. Didi, panggilan akrab Deschamps, kini menjadi manajer pertama di timnas Prancis yang mencapai dua final turnamen mayor (Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2016). Dia juga berpeluang menyamai pencapaian Mario Zagallo (Brasil) dan Franz Beckenbauer (Jerman) sebagai pemain yang kemudian memenangi World Cup selaku pelatih.

Didi meraih Piala Dunia 1998 dalam kapasitasnya sebagai kapten tim. Zagallo menang pada 1958 selaku pemain dan 1970 (pelatih). Sementara Beckenbauer berjaya pada 1974 sebagai pemain dan 1990 (pelatih). Didi menginginkan penebusan selepas kekalahan 0-1 dari Portugal pada final Piala Eropa 2016. Ironisnya, hasil itu terjadi di kandang sendiri.

“Ya, kami ke final lagi. Dua tahun silam, saya ingat apa yang terjadi dua tahun lalu,” ungkap Deschamps. “Kami akan ke final untuk jadi juara, karena kami masih belum melupakan partai puncak Piala Eropa (2016),” tandasnya.

Selain kegagalan Euro di negeri sendiri, Didi punya pengalaman pahit semasa menukangi Monaco. Pada final Liga Champions 2004, Monaco harus mengakui keunggulan Porto yang dibesut Jose Mourinho dengan tiga gol tanpa balas.

Sebagai tactician, Didi (49) memang belum memenangi trofi bergengsi. Dia menyabet Piala Liga Prancis pada 2003 bersama Monaco. Lalu juara Seri B Liga Italia bersama Juventus, kampiun Ligue 1 2010 (bareng Marseille) plus Piala Liga Prancis 2010 dan 2011 (Marseille) dan Piala Super Prancis 2010 dan 2011 (Marseille). Mampukah Didi mengakhiri patah hatinya? Kita lihat akhir episode dari Rusia 2018. (rr)