blank
Mario Mandzukic/dok

MOSKWA – Demi tiket ke partai puncak, Kroasia siap tampil habis-habisan dalam duel semifinal melawan Inggris di Stadion Luzhniki, Moskwa, Kamis (12/7) dini hari WIB. The Blazers berstatus sebagai kuda hitam. Sementara Inggris menjadi favorit. Sebuah sejarah menunggu jika Kroasia menembus final. “Kami menaruh respek kepada setiap lawan, tapi tidak ada rasa takut. Kami percaya dengan diri sendiri. Inggris memang layak berada di sini, begitu pula kami,” ujar striker Mario Mandzukic.

Untuk mencapai tujuan, lanjut penyerang Juventus itu, timnya akan bertarung hingga tetes keringat terakhir. Mandzukic yakin karena negaranya berisikan sejumlah pemain top yang telah meraih prestasi di level klub. Dia menjadi bagian skuad Bayern Munich saat meraih trebel pada 2013. Hal serupa dialami Ivan Rakitic ketika membawa Barcelona menyapu tiga gelar bengengsi pada 2015. Kapten Luka Modric juga membantu Real Madrid memenangi empat titel Liga Champions dalam lima musim terakhir. “Terasa berbeda dan istimewa saat melakukan sesuatu dengan tim nasional,” tegasnya.

Kalau Mandzukic menjadi tumpuan gol Vatreni, Inggris berharap banyak pada kreativitas dan keberanian Dele Alli. Gelandang serang muda ini merupakan partner sehati bagi striker Harry Kane. Paduan kerja sama Alli dan Kane di Tottenham Hotspur berlanjut di tim nasional. Menghadapi Kroasia, Dele berhasrat mengulang kenangan manis pada 2015.

Kala itu, dengan kostum Tottenham, dia ”mempermalukan” Modric yang membela Madrid. Aksi cantiknya berhasil mengolongi Modric. Alli menyadari itu bukan hal yang utama. Menurut dia, kemenangan menjadi motivasinya untuk habis-habisan di lapangan.

“Modric adalah pemain kelas dunia, tapi kami juga punya banyak ancaman. Dia bukan satu-satunya pemain yang harus kami khawatirkan,” tutur Alli. The Blazers bakal turun dengan skema 4-2-3-1. Sementara The Three Lions mempertahankan formasi paten 3-5-2. (rr)