blank
Reuni alumni SMP Negeri 1 Kejobong, Purbalingga, yang berlangsung di dalam kelas, (Suarabaru.id/dok)

PURBALINGGA- Alumni SMP Negeri 1 Kejobong (Spensabong), Purbalingga, angkatan 1997 menggelar reuni akhir pekan kemarin. Tak ada sekat atau jarak antara mantan siswa yang satu dengan lainnya, meski sudah tidak bertemu selama 21 tahun.
Lokasi sekolah itu 20 kilometer dari pusat Kota Purbalingga dan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara. Reuni dilaksanakan di tempat yang tak biasa. Yakni di ruang kelas SMPN 1 Kejobong yang memiliki nilai sejarah bagi alumninya.

‘’Reuni ini sengaja dilaksanakan setelah kami tak bertemu sekitar 21 tahun,’’ kata Ketua Panitia Reuni Angkatan 1997 SMPN 1 Kejobong, Purbalingga, Setiawan.
Reuni yang juga mengundang sejumlah guru tidak hanya sebatas temu kangen. Salah satu alumni, Anggit Pamungkas, juga berbagi pengalaman, motivasi dan tips sukses kepada seluruh peserta.
‘’Sukses tidak datang secara instan. Dibutuhkan upaya dari diri sendiri seperti tekun, giat niat, disertai doa. Tidak harus menjadi seseorang yang menonjol untuk menjadi sukses,’’ tuturnya.

Anggit pun mencontohkan dirinya sendiri. Ketika sekolah, dia termasuk salah satu siswa dengan nilai akademis pas-pasan. Dia pun tidak menonjol di lingkungan sekolah dan pergaulan.
‘’Tapi dengan usaha dan keseriusan, disertai niat belajar, kemauan dan tidak putus asa, insya Allah kita akan sukses seperti yang dicita-citakan,’’ ujar Anggit.
Ia berharap kegiatan temu kangen atau reuni ini bisa dilaksanakan setiap tahun dengan suasana sederhana yang jauh dari kemewahan.

Total ada enam guru yang hadir, sementara jumlah peserta reuni sebanyak 120 orang yang datang dari keseluruhan 150 orang. Suko, salah satu guru mata pelajaran Ekonomi, Geografi dan Sejarah SMPN 1 Kejobong memuji kekompakan para alumni tahun 1997. Menurutnya, mereka merupakan alumnus paling ramai, kompak dan paling sukses menggelar acara reuni.
‘’Dari sekian kali reuni, kali ini yang paling sukses, serius dan kompak,” ujarnya.
Suko pun berpesan kepada para alumnus untuk selalu peduli kepada almamater. Khususnya mereka yang telah sukses berkarir saat ini.‘’Jangan lupa, selalu sisihkan untuk kegiatan sosial. Serahkan kepada adik-adik kelas maupun rekan yang masih membutuhkan bantuan,’’ pintanya.

Untuk diketahui, dalam reuni tersebut, berhasil terkumpul dana spontanitas dari para peserta sebesar Rp 5 juta. Uang tersebut akan dipergunakan sebagai kas dana sosial yang sewaktu-waktu bisa dipergunakan untuk membantu alumni yang kurang mampu maupun yang terkena bencana, kematian dan lainnya.
Agar transparan, dana sosial tersebut disimpan dalam rekening yang bisa diketahui secara umum. Para alumni dapat mengetahui pertanggungjawaban penggunaan dana dalam rekening karena akan dilaporkan secara berkala, termasuk adanya testimoni dari para penerima bantuan.
Selain itu, para alumni juga bisa memberikan sumbangan dana sosial sewaktu-waktu melalui transfer rekening maupun langsung diserahkan ke pihak bendahara.

Ketua Panitia Reuni SMP Negeri 1 Kejobong, Purbalingga, Setiawan menerangkan, panitia reuni dibentuk awal tahun 2018. Kepanitiaan ini ditindaklanjuti dengan pembentukan tim khusus yang tugasnya menelusuri para alumni hingga ke pelosok-pelosok,’’ tutur Wawan, panggilan akrabnya.
Perjuangan untuk bisa melaksanakan reuni tak berhenti di situ, panitia harus memutar otak untuk bisa mengumpulkan dana dari berbagai pihak. Mereka kemudian sepakat membuat proposal dengan asumsi peserta reuni sebanyak 150 an orang.
Proposal tersebut kemudian diedarkan ke alumni-alumni berbekal database yang diperoleh dari sekolah. Usaha itu tidak sia-sia, panitia berhasil mengumpulkan dana untuk pembiayaan reuni sehingga tidak memberatkan para peserta.
Reuni yang baru dilaksanakan pertama kali oleh angkatan tahun 1997 itu juga memberikan kemudahan lain. Yakni adanya mobil jemputan bagi alumni yang jauh dan tidak memiliki kendaraan. (Suarabaru.id/dh)