blank
Berbagai alat digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan rakyat di Kedung Dadap. Termasuk alat semprot jenis hand sprayer yang biasa dipakai petani dalam memberantas hama.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Gara-gara api pembakaran sampah, terjadi musibah kebakaran hutan rakyat di Dusun Kedung Dadap, Desa Eromoko, Kecamatan Eromoko (40 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri). Tidak ada korban jiwa, tapi kobaran apinya cepat meluas, dan membuat panik warga masyarakat.
Adanya tiupan angin di musim kemarau, menjadikan kobaran api kebakaran hutan rakyat ini, menjadi sulit untuk segera dipadamkan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Senin (25/6), menyatakan, kebakaran hutan rakyat tersebut berlangsung Minggu malam (24/6).
Areal hutan milik warga yang terbakar, mencapai luas sekitar 2 Hektare (Ha), dengan tanaman tegakan (pokok) jenis Jati. Di areal tersebut, juga ditumbuhi aneka tanaman perdu dan rerumputan yang mengering karena musim kemarau.
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Diduga, kebakaran hutan rakyat tersebut dipicu oleh adanya sikap sembrono warga masyarakat yang membakar sampah. Pembakaran sampah, dilakukan demi tujuan untuk langkah pembersihan lahan. Tapi tanpa disadari, api pembakaran sampah tersebut berkobar dan meluas, ketika diterjang tiupan angin.
Kobaran apinya, meluas membakar rerumputan kering dan tanaman perdu, dan menjadi sulit untuk segera dipadamkan, karena di lokasi tidak tersedia air yang cukup dan tidak ada alat pemadam kebakaran lainnya. BPBD Kabupaten Wonogiri yang menerima laporan, segera menurunkan para relawan siaga bencana yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC). Mereka diterjunkan ke lokasi, untuk melakukan pemadaman bersama para personel dari Koramil dan Polsek Eromoko, pamong desa, serta warga masyarakat.
Dengan cara bergotong royong, api dapat dipadamkan Minggu malam (24/6) pukul 21.00. Ikut diterjunkan pula para personel dari unit pemadam kebakaran (Damkar) Pemkab Wonogiri. Pemadaman dilakukan dengan aneka alat yang tersedia, yakni memakai gepyokan, pentungan, garu (alat keruk) bertangkai kayu panjang dan alat semprot jenis hand sprayer. Juga digunakan sabit dan parang, untuk membuat ilaran (celah) guna mengisolasi api agar tidak meluas. Di kegelapan malam, para relawan siaga bencana, bekerja dengan bantuan lampu senter.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, menyerukan, agar masyarakat tidak sembrono dalam memperlakukan api. Termasuk jangan sembarangan membakar sampah, karena dapat memicu terjadinya musibah kebakaran.(suarabaru.id/bp)