blank
Dosen unissula saat melakukan pengabdian masyarakat di Kelurahan Penggaron, Kota Semarang.(Foto: dok)

SEMARANG – Tim dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan dan Fakultas Kedokteran Unissula mengadakan pengabdian masyarakat di RW III dan VI, Kelurahan Penggaron Lor, Semarang (10/5/2018). Mereka adalah Dyah Wiji Puspita Sari MKep, Ns Muh Abdurrouf MKep dan Dr Rita Kartika Sari SKM.

Sasaran kegiatan ini para penderita diabetes mellitus atau diabetisi di RW 3 dan 4, Kelurahan Penggaron Lor. Kegiatan ini bekerja sama dengan Puskesmas Bangetayu.

Menurut Dyah bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan antara lain membentuk Rumah ‘’Diabetes Mellitus’’ untuk membantu para penderita yang ada di sana.

Rumah DM ini telah diresmikan oleh Kepala Puskesma Bangetayu yang dihadiri oleh TIM PKM KP-DSME Unissula, Kepala dan Staf Puskesmas Bangetayu serta Kepala Kelurahan Penggaron Lor.

Dalam sambutannya Kepala Puskesmas Bangetayu, dr Setyo Priyadi menyampaikan bahwa keberadaan rumah DM ini memberikan kontribusi yang besar dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya kader kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup diabetisi.

Selain itu juga mendukung program pemerintah dalam deteksi dini dan pencegahan dini penyakit tidak menular. Kegiatan ini sejalan dengan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PISPK).

Rumah diabetes mellitus ini didirikan di Kelurahan Penggaron Lor RW III. Pendirian rumah DM di wilayah ini karena banyaknya diabetisi, agar lebih maksimal pengelolaannya melibatkan tim pengerak PKK Pokja 4 yang khusus mengelola program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat.

Tim Penggerak PKK yang dilibatkan untuk menjadi kader kesehatan dalam pengelolaan rumah DM ini berasal dari PKK RW III dan IV yang terdiri dari 14 orang.

Rumah DM ini difasilitasi oleh berbagai peralatan yang mendukung perawatan mandiri pasien DM. Peralatan tersebut di antaranya adalah alat cek gula darah, kolesterol, tensimeter, termometer, handscoon, masker, timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur index massa tubuh, buku penatalaksanaan kaki diabetik.

Lembar balik pendidikan kesehatan diabetes mellitus berbasis KP-DSME, mading ilmu diabetes mellitus, kursi senam maki DM, meja konsultasi, tas kit kader rumah DM, lembar monitorin kunjungan kader ke diabetisi, dan berbagai peralatan lainnya. Seluruh peralatan ini dapat digunakan secara gratis oleh masyarakat setempat.

Ketua tim pengabdian Dyah Wiji  menyatakan Rumah DM ini berfungsi sebagai posko bagi para kader kesehatan untuk berdiskusi dan mengatasi masalah-masalah terkait diabetes mellitus pada masyarakat di Kelurahan Penggaron Lor khususnya RW III dan IV.

Para kader kesehatan memiliki tugas untuk mengelola rumah DM melalui pendampingan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga diabetisi.

Tujuan pendampingan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan secara mandiri anggota keluarga yang menderita DM serta meningkatkan self care behavior pada pasien Diabetes Mellitus,’’ ungkap Dyah.

Kegiatan yang ada di rumah DM ini di antaranya adalah proses pendampingan TIM pengabdi kepada para kader kesehatan untuk memahami cara perawatan mandiri diabetisi di rumah melalui pemberian berbagai materi.

Materi tersebut terdiri atas sosialisasi tentang cara perawatan mandiri pasien DM kepada pasien dan keluarga, pemberian pendidikan kesehatan tentang perencanaan pola makan dan diet yang tepat.

Simulasi penggunaan alat pengukur kadar gula darah, role play senam diabetes mellitus dengan media audio-visual, memberikan pendkes tentang cara mencegah terjadinya luka DM, simulasi penggunaan alat pengukur tekanan darah dan kolesterol, pelatihan manajemen stress, pemberian pendidikan kesehatan tentang pemberian terapi obat pada pasien DM.(Smnet)