blank
Alumni SMP Negeri 1 Wonogiri angkatan 1969 bersama para lulusan SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun 1972, menggelar acara reuni spontan di RM Tidar Raos Wonogiri. Ini berkaitan dengan acara mereka pulang kampung di Bulan Ruwah, untuk nyekar ke makam para leluhurnya.(SMNet.Com/bp)
WONOGIRI – Bulan Ruwah, lazim dipilih oleh masyarakat Jawa untuk melakukan tradisi Ruwahan atau ritual nyekar ke makam orang tua dan leluhurnya. Hal ini pula, yang kemudian mendorong banyak warga, beramai-ramai pulang kampung melaksanakan tradisi nyekar, sekaligus mendatangi acara pertemuan trah (keluarga) di kampung asalnya.
Tidak ketinggalan pula para lulusan SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun 1969 dan alumni SMA Negeri 1 Wonogiri angkatan 1972, juga pada beramai-ramai pulang kampung untuk nyekar di Bulan Ruwah. Mereka yang terwadahi dalam group WhatsAp (WA) Asri, memanfaatkan waktu pulang kampung untuk sekaligus bereuni secara spontan. Yakni bertemu sesama teman sekolah, untuk melepas kangen.
Acara reuni spontan para sahabat Asri yang dipimpin Dewo ini, digelar di Rumah Makan (RM) Tidar Raos, Jalan Kartini Kota Wonogiri. Yang pemiliknya, Ny Darini, juga anggota Asri.
Acara ini, didatangi oleh para anggota Asri dari berbagai kota di Indonesia. Ada yang datang dari Jakarta, Surabaya, Madiun, Bogor, Semarang, Tegal dan berbagai kota di Provinsi Jateng.
Ketua Panitia Gelar Pertemuan Bulan Ruwah, Ny Niniek, menyatakan, pertemuan ini dirancang secara spontan.
”Tahu kalau teman-teman akan pulang kampung dalam rangka Ruwahan, kemudian kami manfaatkan untuk menggelar acara pertemuan. Rekan-rekan, kami kontak melalui WA dan setuju untuk saling bertemu melepas rindu,” tuturnya.
Karena Tahun 1969 telah lulus SMP, sudah barangtentu mereka sekarang tidak lagi muda. Mereka merupakan generasi kelahiran Tahun 1954/1955, yang mayoritas sudah pensiun.
Baik itu yang pernah berdinas di TNI telah menjadi purnawirawan, maupun yang pernah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang bekerja menjadi karyawan swasta juga telah pensiun. Hanya mereka yang menjadi guru besar di Perguruan Tinggi, masih aktif menjadi dosen.
Simon Suloso, yang aktif menjadi pendeta, semula menjanjikan akan datang, tapi terpaksa absen karena mendadak mendapatkan tugas ke Papua. Ny Wiwik yang tinggal di Solo Baru, tidak dapat hadir tapi mengirim bingkisan cabuk (sambel berbahan baku dari wijen yang khas Wonogiri).
Menu tradisional kampung sengaja disajikan di acara ini, seperti kacang, singkong dan pisang rebus, urap, ayam kampung goreng, tahu dan tempe bacem, iga bakar dan sop seger.
Tjipto, pengusaha sapi perah dan tinggal di Semarang, datang dengan membagi-bagikan susu. Prapto dari Tegal yang memiliki rumah hiburan (kafe), tampil memainkan organ untuk mengiringi teman-temannya yang menyanyi.
Ny Purwati, pengusaha salon kecantikan dari Madiun dan Ipung Sri Purwanti yang produsen konveksi busana fashion dan mahir berseni suara, mengajak rekan-rekannya untuk menyanyi bersama. Ny Tantono, yang pesiunan PNS tampil menjadi pembawa acara (MC).
Ikut menyumbangkan suara emasnya, E Liliek Dwi Sularyanto dan Semedi serta Rosyid Wibowo, yang ketiganya merupakan pensiunan PNS, purnawirawan Pamen TNI dan designer tekstil. Sujatmiko yang datang dari Bogor, aktif membuat foto dan rekaman momen pertemuan ini, sebagai kenang-kenangan.
Reuni ini sebagai pertemuan kembali komunitas yang dulu pernah bersama, dalam upaya mencari eksistensi diri agar tidak pupus dari memori karena perjalanan usia.
Juga untuk menjalin silaturahmi sesama teman sekolah, dalam upaya memutar kembali memori kenanganan masa lampau, dalam upaya mencegah alzheimer atau kepikunan, yakni menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir dan berbicara, terkait dengan semakin bertambahnya usia menjadi tua.
Ny Niniek, menyatakan, suatu waktu nanti akan merancang reuni, sebagai upaya menyambung dan memelihara tali silaturahmi, dalam upaya untuk tetap merajut persaudaraan dan persahabatan serta pertemanan.(SMNet.Com/bp)