blank
Juru bicara Fraksi Partai Nasdem, Sunyoto (kanan) menyerahkan laporan hasil reses fraksinya kepada Bupati Wonogiri Joko Sutopo (kiri) dan Ketua DPRD Setyo Sukarno (kedua dari kiri), SMNet.Com/bp)

 

WONOGIRI – Di era milineal kabar angin atau berita bohong (hoax) ternyata memberi pengaruh kuat pada masyarakat, yang langsung direspon dengan sikap pro dan kontra. Ini terjadi karena,  masyarakat cenderung menggunakan validasi subjektif ketika menanggapinya. Dampaknya, dapat memicu konflik gara-gara informasi yang belum jelas kebenarannya.

Demikian ditegaskan juru bicara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Wonogiri, Novri Roesmono, ketika menyampaikan laporan hasil reses tahap I tahun 2018 dalam forum rapat paripurna di ruang sidang utama Graha Paripurna lantai dua. Rapat paripurna dengan agenda penyampaian hasil reses dari masing-masing fraksi ini, dihadiri 34 dari 45 anggota Dewan, dipimpin Ketua DPRD Setyo Sukarno didampingi Wakil Ketua Dekik Suhardono, Basriyono dan Sunarnim. Ikut hadir pula jajaran Forkompinda bersama para pejabat ekskutif.

Novri Roesmono  merasa prihatin dengan situasi dan kondisi demokrasi di Indonesia saat ini. Pasalnya, banyak elite politik di tingkat nasional terkadang menunjukkan hal yang kurang patut untuk dicontoh bagi masyarakat. ‘’Masih jelas dalam ingatan kita, terhadap pernyataan elit politik yang terkesan provokatif dan memicu suhu politik menjadi memanas, itu berdampak pada situasi menjadi tidak kondusif di kalangan masyarakat,’’ tegasnya sembari menambahkan itu dapat menimbulkan gesekan horisontal maupun vertikal yang merugikan sistem kerukunan yang dulu diupayakan oleh para pejuang dengan darah dan jiwa mereka.

Menurut Novri Roesmono, sebagai anggota Dewan yang mengemban amanah penyambung keinginan rakyat, hendaknya dapat menjadi jembatan yang menghubungan kebaikan-kebaikan, bukannya menjadi panutan dalam hal yang kurang baik. Hendaknya berdisiplin dalam berpikir, berkomunikasi dan bertindak, untuk menunjukkan cerminan siapa diri kita.

Untuk pelaporan hasil reses tahap I tahun 2018 dari Fraksi Partai Gerinda disampaikan oleh juru bicara Djati Waluyo, kemudian dari Fraksi Persatuan Kebangkitan Nasional (PKN) yang merupakan koalisi PPP, PKB dan Partai Nasdem disampaikan oleh juru bicara Sunyoto. Selanjutnya dari Fraksi Partai Golkar oleh Paryanti, Fraksi Partai Demokrat oleh Milkias Nusantara, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) oleh Nyamik Saptati, dan Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) oleh Sardi.

Terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak  2018, Juru Bicara Fraksi Partai Gerindra DPRD Wonogiri, Djati Waluyo, meminta agar para pejabat dan aparat menjunjung tinggi sikap netralitas.  ‘’Agar tidak tercipta politisasi birokrasi, juga demi menjaga kondusivitas wilayah supaya tidak terjadi gesekan sosial yang bisa berujung pada kemunculan tindak anarkisme dan aksi premanisme,’’ pintanya.

Juru bicara Fraksi PKN, Sunyoto, mendesak agar pemkab segera melakukan peningkatan jalan menuju Waduk Pidekso, melakukan perbaikan pada saluran luweng di 36 titik yang tersumbat di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, yang terdampak oleh adanya bencana banjir. Sunyoto juga minta agar diupayakan pembangunan embung di Desa Sumberharjo Kecamatan Eromoko, dan perlunya penanganan serangan kera yang merajalela dan meresahkan masyarakat, utamanya di Kecamatan Paranggupito, Giriwoyo dan Baturetno.

Marhendi Indriatmoko selaku Juru Bicara Partai Nasdem, mendesak agar pemda meniadakan kartu tani, demi memberikan kemudahan para petani membeli pupuk, dan upaya melakukan pemugaran pada rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga miskin, serta perlunya langkah strategis untuk mendorong berkembangnya perekonomian rakyat untuk memaksimalkan niaga hasil bumi petani.

Juru bicara Fraksi PAN, Sardi, menyatakan untuk mendukung sukses pemberian pelayanan kesehatan gratis di bangsal kelas 3, hendaknya dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dari aparat sumber daya manusia (SDM)nya, agar tercipta pelayanan gratis tanpa biaya tapi juga meningkat kualitas pelayanannya. (SMNet.Com/bp)