blank
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Taufik Nurbakin (ketiga dari kiri) saat membuka pelatihan penulisan 'sagusabu' di aula dinas tersebut, SMNet.Com/dok

 

MAGELANG- Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Kota Magelang menyelenggarakan pelatihan penulisan satu guru satu buku (sagusabu) yang diikuti 133 guru. Ikut pula menjadi peserta 5 siswa,  terdiri atas 4 siswa SD Wonosobo 1 dan 1 siswa SMP IT.

Kegiatan dalam rangka pengembangan program literasi khususnya melalui gerakan ‘sagusabu’ dilaksanakan selama 2 hari, pada 7 dan 8 April 2018. Setelah itu dilanjutkan pembimbingan selama 1 bulan.

Menjadi narasumber sagusabu Eko Pasetyo, Pimred Media Guru, penulis dan mantan editor Jawa Pos serta Ary Mugiasih penulis dan editor Media Guru.

Ketua PGRI Kota Magelang Sumartono menerangkan, guru merupakan sosok yang sangat penting dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran.  Peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik mencakup guru sebagai perencana (planner). Selanjutnya guru sebagai pelaksana (organizer), guru sebagai penilai (evaluator) dan  guru sebagai pembimbing (teacher counsel).

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak lepas dari tersedianya buku, baik buku pelajaran untuk siswa maupun buku pedoman guru. Sementara itu, ketersediaan buku untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya dapat mencukupi keperluan pembelajaran.

Menurutnya,  gerakan ‘sagusabu’  yang dikampanyekan ini merupakan upaya penting dan strategis untuk memberdayakan guru menjadi penulis, setidaknya menyusun diktat pelajaran yang dapat mengakomodir keperluan pembelajarannya.

‘’Keterbatasan buku pelajaran yang banyak dialami guru dapat menjadi pintu masuk bagi upaya mengembangkan kemampuan menulis. Membuat diktat pelajaran menjadi salah satu cara sederhana untuk membiasakan diri kita sebagai guru menulis,’’ tuturnya, Sabtu (7/4).

Ke depan, lanjutnya,  kebiasaan menulis akan terus berkembang seiring dengan berkembang dan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman.

‘’Karya tulis merupakan salah satu indikator peningkatan kualitas dan kompetensi guru. Selain mengajar, guru profesional adalah guru yang bisa menciptakan karya nyata, berinovasi dan menjawab tantangan masa depan dengan karyanya. Kemampuan menulis tidak terlepas juga dengan tingkat minat baca,’’ terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Taufik Nurbakin saat membuka kegiatan itu berharap,  program sagusabu terus dikembangkan secara berkelanjutan, sehingga berkontribusi efektif dalam mendukung pengembangan program pendidikan di Kota Magelang.

‘’Sebagai ungkapan rasa bangga, saya memberikan apresiasi kepada para guru yang sudah mampu menulis dan menerbitkan buku. Semoga semua karya menjadi inspirasi dalam pengembangan kompetensi selanjutnya, baik bagi guru, kepala sekolah, maupun pengawas sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan. Selamat mengembangkan diri, berinovasi demi peningkatan layanan pendidikan bagi para siswa dan demi kemajuan pendidikan di Kota Magelang,’’ katanya. (SMNet.Com/dh)