blank
Peserta kirab melewati Masjid Agung, Kota Magelang, SMNet.Com/dh

 

MAGELANG- Ribuan umat Tridharma (Konghucu, Budha dan Tao) dari 57 kota/kabupaten se-Indonesia berpartisipasi pada Kirab Akbar “Ritual & Budaya Ruwat Bumi Magelang 2018”, Minggu (25/3). Mereka membawa dewa/dewi dari masing-masing kelenteng dikirab keliling Kota Magelang.

Kirab juga diikuti 9 kelompok kesenian tradisional. Mereka kirab dari halaman Kelenteng Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD)  Liong Hok Bio melewati Masjid Agung, Gereja St Ignatius, PDAM, CPM, Jalan Pemuda, Jalan Tentara Pelajar dan kembali ke kelenteng.

Sebelum kirab, peserta satu per satu memberi penghormatan kepada dewa yang ada di TITD Liong Hok Bio sambil membawa dewa/dewi mereka. Cara memberi hormat dengan berputar satu kali dan mengibaskan bendera.

Setelah itu mereka mulai mengkirab para dewa dengan disaksikan ribuan penonton yang berjubel di pinggir jalan. Warga pun antusias menyaksikan ritual dan budaya ruwat bumi,  mengingat hal ini merupakan momen langka yang baru kali kedua diadakan di Kota Magelang.

Momen itu sekaligus dimanfaatkan pengurus Yayasan TITD Liong Hok Bio untuk meresmikan bangunan kelenteng yang baru. Bangunan baru itu mengganti  bangunan kelenteng lama yang habis terbakar tahun 2014. Kegiatan  itu juga menandai kelahiran kelenteng yang sudah berumur 154 tahun.

Peresmian bangunan baru Kelenteng Liong Hok Bio dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam,  dengan membubuhkan paraf di atas prasasti. Prasasti nantinya akan ditandatangani oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin.

Pembina TITD Liong Hok Bio Kota Magelang, David Herman Jaya mengatakan,  kirab ini sangat istimewa. Karena peserta yang berasal dari 57 daerah se Indonesia melewati ‘Kampung Pancasila’ di jantung Kota Magelang.

Yaitu melewati  tempat-tempat ibadah  yang berlokasi di sekitar Alun –alun Kota Magelang. Yakni Masjid Agung Kauman yang didirikan tahun 1812 di sisi barat alun-alun. Berikutnya, Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Bethel ( 1817) lokasinya di sisi utara. Gereja Katholik Santo Ignatius ( 1890) sebelah barat daya, dan Kelenteng Liok Hok Bio  yang

didirikan pada  1864 di sisi tenggara alun-alun.  Kelenteng Liong Hok Bio  menjadi tempat sembahyang tiga agama, yakni Buddha, Khonghucu dan Tao.

David menjelaskan, kegiatan kirab juga dalam rangka peringatan ulang tahun ke-154, kelenteng yang didirikan oleh Kapiten Be Koen Wie ( Tjok Lok) pada tahun 1864.  Kelenteng ini habis terbakar pada  16 Juli 2014.

Pembangunan kembali tempat Ibadan itu tidak menghilangkan bentuk aslinya.  Ornamen-ornamen yang ada di bangunan baru tersebut masih seperti yang dulu. ‘’Bangunan kelenteng yang  lebih megah dan kokoh ini juga memperindah  Kota Magelang,’’ ujarnya.

Sekjen Kemenag, Nur Syam menyambut positif digelarnya kirab budaya dan ruwat bumi ini. Kirab ini  merupakan pesta budaya, karena berbagai suku hadir untuk bersama-sama ikut kirab. ‘’Saya harap ini dipertahankan, bahkan bisa dikembangkan menjadi wisata,’’ pintanya. (SMNet.Com/dh)