blank
Para wisudawan dan wisudawati panatacara tuwin pamedar sabda, SMNet/dok

 

MAGELANG- Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kota Magelang mewisuda sebanyak 56 siswa pawiyatan panatacara tuwin pamedar sabda (kursus pembawa acara dan berpidato bahasa Jawa).

Para siswa tersebut berasal dari berbagai instansi baik negeri maupun swasta. ‘’Wisuda sudah berlangsung 25 kali dengan jumlah yang diwisuda mencapai 763 orang.  Tahun 2018 wisuda angkatan XXV, dan yang diwisuda sebanyak 56 siswa,’’ kata Ketua Permadani Kota Magelang, Karno, kemarin.

Dia menerangkan,  para wisudawan dan wisudawati terdiri atas 19 guru, 18 karyawan swasta/wirausaha, 9 aparatur sipil negara (ASN), 1 pensiunan Pemkot Magelang, 2 Purnawirawan TNI, 2 TNI aktif, 2 perangkat desa/kelurahan, 1 seniman, 1 reporter radio, 1 anggota DPRD Kota Magelang.

Ketua Penyelenggara Pawiyatan, Lukita Sari menambahkan, wisuda dilaksanakan Sabtu (17/3) di Pendapa Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang. ‘’Mereka yang diwisuda tidak hanya berasal dari Kota Magelang,  namun juga dari luar daerah. Yakni dari Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang,’’ ujarnya.

Dia menjelaskan, Permadani dibentuk untuk mewujudkan masyarakat Indonesia berbudaya yang mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman. Selain itu, juga untuk membentuk masyarakat yang maju dan berbudaya.

Wali Kota Sigit Widyonindito kepada wisudawan dan wisudawati menyatakan bangga dan senang. Karena mereka sudah berhasil menyelesaikan pendidikan kursus panatacara dan pamedarsabda. ‘’Saya bangga dan senang karena, belajar menjadi pembawa acara berbahasa Jawa itu tidak mudah,’’ tuturnya.

Sigit menambahkan, menjadi pembawa acara berbahasa Jawa tidak hanya butuh bakat dan niat, tetapi juga diperlukan ketelatenan dan pembelajaran yang terus menerus. ‘’Perbanyak membaca dan latihan terus menerus dan memiliki kemauan yang keras. Kalau tidak ada yang mengundang ya lathan sendiri, kalau perlu pakai sound sistem,’’ terangnya.

Sigit juga berharap, ilmu dan wawasan yang diperoleh melalui kursus dapat berguna, tidak hanya untuk mengembangkan potensi pribadi, namun juga dapat ikut serta melestarikan bahasa Jawa.

‘’Saya berpesan, agar Permadani selalu memajukan kebudayaan Jawa. Kursus pamedar sabda dan panatacara supaya bisa dijalankan secara terus menerus,’’ pintanya. (SMNet/dh)