blank
Petugas dibantu warga meneruskan pencarian terhadap korban tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018).(Foto: dok)

BREBES – Pencarian korban tanah longsor di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes, terus dilakukan. Hingga semalam korban yang belum ditemukan sebanyak 13 orang.

Mereka adalah, Rasminah, Turkiah, Haryanto, Sarmah, B Dastip, Tarsinah, Sujono, Kuswanto, Suwirso, Rustam/Rusyadu, semua warga Pasir Panjang.

Selanjutnya Casti warga Desa Pebuaran, Warsui warga Desa  Ciputih, dan Wastim/Wahyu warga Desa  Salem. Sedangkan 7 korban meninggal: Hj. Kasini, Casto, Wati, Radam, Kiswan/Tewol, Wartinah, dan Carki.

Juga ditemukan potongan anggota tubuh berupa kaki kiri, kaki kanan, pinggul hingga lutut, di sungai Cikarae, Desa Pasirpanjang.

Jumlah pengungsi 245 orang. Mereka berada di rumah Ny Ulis Desa Pabuaran 66 orang. Pengungsi di Desa Pasirpanjang yakni, di rumah Jarot 14 orang, rumah Sarya 6 orang, Madin Al Amin 42 orang, dan SMPN 2 Salem 117 orang.

Banyak Kendala

Memasuki hari ketiga bencana longsor di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes, Polda bersama Basarnas, BPBD, TNI, Tagana, relawan yang berjumlah 750 orang, bergiliran bertugas mencari korban yang hilang,” kata Kapolda Jateng, Irjen Condro Kirono.

Hal itu dikatakan Sabtu (24/2/2018), ketika meninjau pencarian korban tanah longsor di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes. Diungkapkan pencarian 13 korban yang belum ditemukan hingga saat ini, menemui banyak hambatan.

Dia mengatakan dalam pencarian 13 korban hilang itu telah disiapkan empat alat berat. Namun ketebalan tanah yang cukup tinggi dan cuaca yang masih sering hujan, menjadi hambatan dalam pencarian korban.

Material longsor yang berada di area bencana mencapai sekitar empat kilometer dengan ketebalan tanah yang mencapai lima hingga delapan meter.

Pencarian korban hilang akibat longsor, tim penanggulangan bencana menemukan potongan tubuh manusia berupa kaki dan kepala yang diduga berasal dari korban longsor.

“Potongan tubuh manusia itu kini belum diketahui dan masih dilakukan pemeriksaan oleh Tim DVI Polda Jateng,” katanya.

Ia mengatakan Polda Jateng akan melihat perkembangan terhadap bencana di Brebes itu, apakah perlu dilakukan penambahan personel atau tidak. “Polri akan siap dalam upaya membantu penanggulangan bencana,” katanya.

Ia mengatakan kendala lain yang dihadapi Polri adalah pengecekan kondisi tanah yang berada di tebing, apakah masih membahayakan atau tidak, dalam pencarian korban longsor.

“Kita juga masih perlu mengantisipasi kemungkinan adanya longsor susulan. Oleh karena itu warga yang berada di daerah rawan longsor agar lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman,” katanya.

Ia mengatakan saat ini bencana terjadi di wilayah Banyumas, Purbalingga, dan Brebes, terutama banjir dan longsor. “Di Banyumas dan Purbalingga terjadi longsor, sedang di Kabupaten Brebes terjadi banjir dan longsor,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyerahkan bantuan sembako berasal dari keluarga Bhayangkari Polda Jateng kepada korban bencana longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem.

Perhatian Presiden

Terkait bencana itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Tim SAR untuk mengerahkan sumber daya yang ada guna penanganan, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.

“Presiden telah memerintah pada saya untuk penanganan bencana di Kabupaten Brebes. Ada dua hal yang perlu disampaikan, yaitu kerahkan sumber daya yang ada dan laksanakan tanggap darurat dengan sebaik-baiknya.” katanya di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes, Sabtu sore.

Ia mengatakan BNPB mewakili pemerintah memberikan apresiasi pada Bupati Brebes, TNI/Polri, dan para relawan yang telah melakukan tanggap darurat dengan baik.

Kedatangan BNBP ke lokasi bencana di Desa Pasir Panjang, kata dia, sekaligus menyampaikan pesan Presiden Jokowi agar penanganan bencana dilaksanakan secara tepat dan melaksanakan tanggap darurat dengan sebaik-baiknya.

“Selain itu, dalam masa tanggap darurat tersebut perlu juga dilakukan pemulihan dampak dari bencana tersebut,” katanya.

Ia mengatakan BNBP telah menerima laporan kerusakan rumah, jembatan, dan jalan akibat bencaana itu. Sedangkan penanganan hal tersebut akan dikoordinasikan dengan lembaga terkait.

Selain itu, kata dia, ada hal yang penting untuk membantu korban bencana tersebut, yaitu pemenuhan kebutuhan masyarakat yang mendasar hingga tujuh hari ke depan yang harus terpenuhi, seperti selimut, makanan, atau logistik.

“Sesuai arahan Presiden, kami akan mengerahkan semua sumber daya yang ada, sehingga masyarakat dapat tertangani dengan baik, mulai dari kebutuhan pokok hingga hal lain,” katanya.

Terkait dengan pencarian 13 korban tertimbun longsor, Willem mengatakan tim pencari dan penyelamat yang terdiri atas TNI/Polri, BPBD, dan para relawan sedang bekerja keras.

“Penyediaan alat berat sudah cukup. Kendati demikian, kita juga melakukan pencarian terhadap korban secara manual. Namun pada Sabtu siang ini, pencarian korban logsor kita hentikan sementara karena hujan,” katanya.

Hingga kini, jumlah korban meninggal akibat tanah longsor itu tujuh orang. Lima orang dirawat puskemas dan RSUD, dan 13 orang yang diduga tertimbun longsor masih dalam pencarian oleh tim gabungan.(SMNet.com)