blank
Gus Mus saat ngobrol dengan Ganjar Pranowo dan Gus Yasin.(Foto: dok)

REMBANG- Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin berkunjung ke rumah KH Musthofa Bisri, di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, beberapa hari lalu. Namun kunjungan tersebut sama sekali tidak membicarakan perihal pilkada, melainkan soal Undang-undang MD3.

Kebetulan setiap Jumat, Gus Mus menggelar pengajian di pondoknya. Ganjar dan Gus Yasin pun mengikuti sampai selesai, dilanjutkan dengan ngobrol ringan dengan Gus Mus.

Dalam pembicaraan tersebut, Gus Mus menyinggung soal UU MD3 yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Menurutnya, anggota legislatif sama dengan kepala pemerintahan atau kepala daerah yang tidak boleh antikritik.

”DPR itu kan wakil rakyat, majikannya ya rakyat. Kalau tidak mau dikritik, ya jangan jadi wakil, lebih baik jadi rakyat,” terangnya.

Kepada wartawan, Ganjar mengungkapkan inti pesan dari Gus Mus adalah mengingatkan agar jika menjalankan birokrasi tidak fakir.

“Pesannya Gus Mus itu selalu begitu, simpel tapi ‘makjleb’. Mengingatkan akan selalu ada manusia yang butuh, jika kebutuhan tidak terpenuhi, maka yang muncul adalah perilaku yang buruk. Ini harus dihindari,” terangnya.

Ganjar menegaskan bahwa kedatanganya ke Gus Mus bukan untuk membicarakan soal Pilgub 2018.

“Jika ke Rembang itu saya selalu mampir, sowan Gus Mus. Kebetulan hari ini Jumat, pas pengajian. Sekalian bersama Gus Yasin yang juga cucu Gus Mus. Ya kita ngopi-ngopi saja sambil cerita yang lucu-lucu,” paparnya.

“Enggak ada bahas Pilgub Jateng. Ngomong politik sama Gus Mus itu sudah sejak dari dulu, bukan tiba-tiba. Tapi ngomongnya bukan soal blok sana, blok sini, tapi soal pemerintahan yang baik, pesan dan catatan Gus Mus itu juga jadi pegangan bagi saya,” kata Ganjar.

Menurutnya, cara Gus Mus menyampaikan pesan selalu unik dan harus bisa diterjemahkan sendiri. “Ya seperti MD3 itu, jelekin DPR ya jelekin rakyat, soalnya kan itu wakil rakyat. Pesan politik yang enteng tapi harus diterjemahkan. Harus dewasa, harus bisa bawa diri,” jelasnya.

Sebelum berkunjung ke Gus Mus, Ganjar sarapan di Nasi Rawon Pak Brengos dan mengunjungi Pasar Kota Rembang.

“Rawon dan pasar ini bersejarah bagi saya. Dulu 2013, saya kampanye pada bertanya, bapak siapa. Tapi sekarang sudah pada datang dan mengajak selfie,” ungkap Ganjar. (SMNet/md)