blank
Kepala Dinas Sosial Kota Magelang Hardi Siswantono ketika meninjau e-warung, SMNet/dh

MAGELANG- Sebanyak 4.951 kepala keluarga (KK) di Kota Magelang menerima bantuan pangan nontunai (BPNT), yang dulu dikenal dengan nama raskin (beras miskin). Mulai tahun 2017 untuk 44 kota se Indonesia, sebutan raskin diganti namanya menjadi BPNT.

‘’Khusus untuk kabupaten namanya diganti dari raskin menjadi rasta (beras sejahtera). Namun mulai  tahun 2018 disamakan dengan kota menjadi BPNT.  Bedanya, kalau raskin dan rasta yang membagi beras adalah kelurahan, sedang  BPNT  menggunakan sistem e-warung,’’ kata Kepala Dinas Sosial Hardi Siswantono, kemarin.

Dia menerangkan, Kota Magelang memiliki lima e-warung tersebar di Kelurahan Potrobangsan, Jurangombo Selatan, Gelangan, Tidar Selatan dan Kelurahan  Juangombo Selatan. Yang mengelola e-warung adalah kelompok  keluarga penerima manfaat (KPM), yakni dari keluarga kurang mampu.

‘’Syarat pendirian e-warung,  di  kelurahan  itu minimal harus ada 1.000 KPM. Yang sulit, untuk mendirikan e-warung tanahnya harus milik pribadi salah satu kelompok KPM. Syarat ini yang sulit dipenuhi.  Jika ada yang memiliki tanah, Kemensos akan membantu biaya untuk mendirikan bangunan Rp 30 juta,’’ tutur mantan Sekwan DPRD Kota Magelang.

E-warung di kota ini diresmikan Mensos Khofifah Indar Parawansa pada Januari 2017. Kemensos memberi bantuan dana kepada setiap KK Rp 110 ribu/bulan melalui Bank BNI Magelang dan kemudian  disimpan dalam tabungan. Selanjutnya mereka diberi kartu seperti kartu anjungan tunai mandiri (ATM).

Hardi menerangkan, e-warung hanya boleh menjual  beras medium dan premium serta telor. Pembelian beras dan telor boleh dilakukan sesuai kebutuhan. Harga beras premium saat ini Rp 13.000/kg, sedang beras premium Rp 12.000/kg. Satu kantong beras isinya 5 kg beras.

Pembayarannya dengan sistem gesek kartu dan otomatis dana dalam tabungan berkurang. ‘’Keuntungan yang diperoleh pengelola e-warung dari selisih harga pembelian dan harga jual kepada KPM. Harga beras sesuai dengan harga  pasaran. Namun beras yang dijual di e-warung dijamin lebih bagus dibanding raskin. Baunnya tidak apek, tidak ada kutu dan sebagainya,’’ terangnya.

Hardi menambahkan, penerima BPNT sebanyak 4.951 KK itu berdasarkan data tahun 2011 yang kemudian diupdate  tahun 2015. ‘’Saat ini Dinsos sedang melakukan validasi di lapangan supaya yang menerima benar-benar yang berhak,’’ tegasnya. (SMNet/dh)