MAGELANG- Pemkot Magelang segera melelang proyek pembangunan gedung perawatan baru enam lantai di RSUD Tidar Magelang. Selain itu, juga melelang gedung baru delapan lantai yang lokasinya di bagian depan rumah sakit dengan nilai Rp 84,5 miliar. Pembangunan dilakukan dengan sistem multiyears selama dua tahun.
‘’Setelah proyek ini jadi, RSUD Tidar tidak kalah dari rumah sakit besar lainnya, seperti Panti Rapih Yogya dan RS Telogorejo Semarang. Kedua rumah sakit itu punya radiologi dan poliklinik 24 jam, kita juga nanti punya itu,’’ kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito kepada wartawan, beberapa hari lalu.
Sigit menjanjikan kualitas bangunan baru RSUD Tidar ini bagus dan bisa tahan lama. Meski dibangun dengan biaya sangat besar, tetapi Pemkot Magelang tidak akan berhutang pada bank atau mencari sumber dana lain.
‘’Kami akan gunakan dana sendiri untuk menyelesaikannya dan optimis bisa. Karena itu, proses pembangunannya multiyears tahun 2018 dan 2019,’’ ujarnya.
Pemkot Magelang terus membangun fasilitas perawatan baru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tidar. Sebelumnya sudah selesai dibangun Gedung Dahlia lima lantai. Tahun ini dibangun Gedung Aster enam lantai, dan gedung baru di bagian depan RSU setinggi delapan lantai.
Gedung Dahlia yang selesai dibangun tahun 201. Lantai I digunakan untuk penyakit stroke, lantai II dan III rawat inap ruang Dahlia, lantai IV dan V rawat inap ruang Aster.
Sedang gedung baru enam lantai yang akan dibangun di bekas ruang Aster nantinya digunakan untuk tempat parkir di lantai I, dan rawat inap kelas tiga di lantai II hingga VI. Pembangunan gedung baru ini menggunakan anggaran daerah (APBD).
Dengan penambahan gedung dan fasilitas yang makin komplit, Sigit meminta agar kinerja rumah sakit maupun jajaran direksi, karyawan dan dokter juga lebih ditingkatkan. Khususnya dalam hal pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
‘’Ke depan RSUD Tidar makin membanggakan dan dipercaya oleh seluruh warga masyarakat. Kita harus punya pemikiran visioner dan berada di depan dalam hal pelayanan kesehatan,’’ pintanya. (SMNet/dh)
