blank
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menjadi narasumber peserta Diklat Kepemimpinan (Pim) III dan IV angkatan I di Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Yogyakarta, SMNet/dh

MAGELANG- Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito diundang menjadi narasumber peserta Diklat Kepemimpinan (Pim) III dan IV angkatan I di Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Yogyakarta, Jumat (9/2).

Dia selain menjelaskan visi misi Kota Magelang yang dipimpinnya, juga berbagi cerita dan motivasi kepada peserta Diklat Pim yang berasal dari berbagai daerah. ‘’Saya ingin menjadikan Kota Magelang sebagai Singapuranya Jawa Tengah,’’ katanya.

Dia menerangkan, Kota Magelang merupakan kota kecil di tengah-tengah pulau Jawa,  namun kaya potensi dan berada di lokasi strategis. ‘’Capaian pemungutan PBB, kita bisa mencapai lebih dari seratus persen. Kuncinya adalah komitmen untuk melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Jangan lupa, kita ini pelayan,’’ tegasnya.

Menurutnya, sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN), landasan yang harus ditanam di dalam sanubari adalah mengabdi dan melayani masyarakat dengan sepenuhnya. ‘’Orientasinya adalah pengabdian. Kalau sudah landasan pengabdian masuk sanubari, mau kerja 24 jam ikhlas. Melayani, memajukan, semua untuk rakyat,’’ ungkapnya.

Salah satu peserta Diklat Pim IV, Dominggus Bulu, memuji paparan yang dikemukakan Wali Kota Magelang tersebut. Dia melakukan paparan dengan sangat baik, terutama program-program yang diusung oleh pemerintahannya.

‘’Isu-isu strategis yang muncul juga dikelola dengan sangat teruku, sehingga mudah dikontrol dan diawasi. Itu jadi inspirasi buat kami untuk diterapkan di daerah kami,’’ tutur ASN dari Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur itu.

Bulu mengemukakan,  beberapa hal yang disampaikan Wali Kota Magelang akan diadopsi untuk diterapkan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Pertama, sinkronisasi antara eksekutif dan legislatif yang diterapkan di Kota Magelang, sehingga kebutuhan masyarakat betul-betul diutamakan oleh kedua lembaga.

‘’Yang kedua adalah dari sisi pendidikan. Kita tahu pendidikan merupakan isu strategis nasional dan tertuang dalam Undang-Undang, dan itu dicover juga oleh Wali Kota Magelang sehingga menjadi isu utama,’’ terangnya.

Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta, Dr. Ir. H. Suroyo, menjelaskan, diklat Pim III dan IV angkatan I tahun ini diikuti 51 peserta dari beberapa daerah di Indonesia. Diantaranya Kabupaten Sambas, Sumba Barat Daya, Tanah Laut, Purworejo, Wonogiri, Klaten, Kota Magelang dan lainnya.

‘’Melalui diklat ini diharapkan dapat menghasilkan ASN yang bisa menjadi pemimpin inovatif. Konteks inovatif  adalah melakukan langkah-langkah yang belum ada tapi tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku, untuk kemajuan daerah,’’ jelasnya. (SMNet/dh)