blank
Pengunjung di Candi Borobudur.(dok)

MAGELANG-  Museum Samudra Raksa yang berlokasi di area Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, dalam waktu dekat akan dibuka pada malam hari.

‘’Museum akan kita hidupkan pada malam hari dengan menggunakan teknologi LED sehingga seolah kita menginjak air, padahal tidak. Dinding museum akan di ubah menjadi ombak seakan kapal berlayar,’’ kata General Manager (GM) PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB),  I Gusti Putu Ngurah Sedana,  usai acara serah terima jabatan GM TWCB, di Manohara Hotel, kemarin.

Jabatan GM yang semula dipegang Chrisnamurti Adiningrum, diserahterimakan kepada I Gusti Putu Ngurah Sedana. Chrisnamurti selanjutnya menempati jabatan di PT TWCB, Prambanan dan Ratu Boko, sedangkan I Gusti sebelumnya menjabat sebagai Komandan Pangkalan Sibolga.

Dia menjelaskan, wisata malam di kawasan  Borobudur bukanlah Candi Borobudur yang diexplore, karena hal itu menyangkut faktor keamanan. Namun Museum Samudra Raksa yang diresmikan  tahun 2005 yang akan  dibuka pada malam hari. Tujuannya supaya wisatawan tertarik mengunjunginya. Karena selama ini pengunjung hanya datang ke Candi Borobudur,  setelah itu pulang.

‘’Kalau malam hari ada yang dilihat, maka akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar karena home stay akan laku. Di tempat wisata  manapun, tentu wisata malam yang ditonjolkan,’’ tuturnya.

Wisata malam Museum Samudra Raksa rencananya akan di buka tahun 2018, sebelum Lebaran mendatang. Pihaknya selain akan mendesain museum Samudra Raksa, juga akan meromabk Museum Gusbi yang dinilai sudah kumuh.

Dengan dibukanya wisata malam di komplek Borobudur, lanjut Gusti, maka faktor keamanan akan diperkuat. Pihaknya akan membatasi daerah yang akan digunakan untuk wisata malam dengan tidak melintasi zona yang sudah ditentukan.

‘’Kami akan batasi dengan pagar zona yang dilarang, dan siangnya bisa dibuka lagi untuk wisatawan. Jadi malam hari yang dilihat Museum Samudra Raksa dan Museum Gusbi,’’ ujarnya.

Dia mengaku belum bisa menyebutkan investasi untuk kegiatan yang diberi nama Borobudur Night Spektakuler tersebut, karena mahal dan berhubungan dengan IT. ‘’Kita bawa wisatawan untuk mengingat lagi nenek moyang zaman dulu seorang pelaut,’’ tegasnya.

Selain itu, yang baru lagi di komplek TWCB adalah beberepa ekor kijang. Rencananya, akan ditambah dengan satwa lain yang ada di relief Candi Borobudur.

Direktur Keuangan, SDM dan,Investasi, PT Taman Wisata Candi Borobudur,  Prambanan dan Ratu Boko, Palwoto mengatakan, proses serah terima jabatan general manager baru merupakan proses transformasi. Hal itu diperlukan karena merupakan bagian dari proses untuk mencapai kunjungan wisman sebanyak 2 juta di  tahun 2019.

Persiapan pertama adalah menyiapkan organsisasi dengan baik dan meningkatkan  kualitas SDM-nya. Selain itu menyiapkan  fasilitas di Borobudur.

Tahun ini akan ditambah dengan Museum Samudra Raksa yang akan ditingkatkan kualitasnya. ‘’Kami dukung pemerintah untuk memenuhi target wisman sebanyak 2 juta di tahun 2019,’’ terangnya.

Prioritas yang akan dilakukan untuk target pencapaian wisman, antara lain pengunjung aman dan selamat. Kemudian nyaman dan meningkatkan kinerja.

Sedang infrastruktur akan dilakukan revitalisasi restoran dan membuat tempat ibadah khusus bagi umat Budha, agar mereka dalam melakukan ibadah lebih nyaman. Penambahan fasilitas mulai digunakan pada Mei 2018. (SMNet/dh)