blank
Kepala Disdikpora Wonosobo Muh Kristijadi ketika menyampaikan "Sosialisasi Pengelolaan Pendidikan di Masa Covid-19," di Pendopo Bupati. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Wonosobo Muh Kristijadi melarang sekolah mengumpulkan peserta didik selama masa pandemi global Covid-19.

“Ini demi keselamatan bersama. Karena selama wabah virus Corona, salah satu protokol kesehatan Covid-19, yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah menghindari kerumunan,” katanya.

Pernyataan tersebut dikeluarkan Muh Kristijadi saat memberikan sambutan dalam “Sosialisasi Pengelolaan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19,” yang digelar Disdikpora Wonosobo di Pendopo Bupati Belakang setempat, Kamis (16/7).

Selain tidak diperbolehkan mengumpulkan siswa, imbuhnya, sekolah juga tidak diperkenankan untuk mengundang orang tua murid baru ke sekolah. Proses pembelajaran dilakukan dengan model PJJ dan BDR.

“Pertemuan tatap muka (PTK) siswa maupun orang tua murid, diperbolehkan ketika Wonosobo sudah masuk zona hijau Covid-19. Itu saja waktunya harus bertahap,” sebutnya.

Muh Kristijadi mengungkapkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) untuk jenjang SD dan SMP di Wonosobo belum berjalan secara maksimal.

Evaluasi PJH

blank
Kepala Disdikpora Wonosobo, Muh Kristijadi. Foto : SB/Muharno Zarka

“Sebab keberhasilan pelaksanaan PJJ daring level I online murni tingkat SD baru berjalan 1 persen dan jenjang SMP 9 persen. Sedang di level II yang menggunakan fasilitas WA, SMS, google class room dan email SD 39 persen dan SMP 29 persen,” jelasnya.

Sedang di level III atau PJJ luar jaringan (luring) terencana, sambungnya, keberhasilan pelaksanaan di tingkat SD 32 persen dan di SMP 40 persen. Dan, di level IV PJJ luring tidak terencana keberhasilannya tingkat SD mencapai 28 persen dan SMP 22 persen.

“PJJ luring terencana guru tidak menggunakan metode online tapi melakukan home visit. Sedang luring tidak terencana sekolah atau guru tidak melaksanakan proses pembelajaran sama sekali. Mereka menganggap selama pandemi Covid-19 sekolah libur tanpa ada PJJ,” tegasnya.

Rendahnya pelaksanaan PJJ daring selama pandemi Covid-19 di tingkat SD dan SMP, karena banyak terjadi kendala tehnis di lapangan. Baik yang dihadapi guru, siswa maupun orang tua sebagai pendamping PJJ anak di rumah.

“Saat ini Disdikpora Wonosobo tengah menyiapkan skenario pembalajaran tatap muka (PTM) normal, PTM protokol kesehatan, PJJ dan perpaduan antara PTM dan PJJ guna mensikapi pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir ini,” tandasnya.

Pihaknya berharap guru di masa PJJ karena wabah virus Corona tersebut, harus terus meningkatkan skill di bidang tehnologi pembelajaran. Karena tanpa bekal tehnologi virtual proses PJJ tidak akan bisa berjalan dengan baik, efektif dan efisien.

Muharno Zarka-Wahyu