blank
Wali Kota Sigit Widyonindito memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (Rakorpok) di Ruang Adipura Kencana Kantor Wali Kota Magelang, Rabu (15/7). ( Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota sigit Widyonindito mengingatkan Virus Corona atau Covid-19 masih menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai. Karena itu, dia  meminta jajarannya untuk tidak lengah meski Kota Magelang sudah nihil kasus positif Covid-19.

Dia mengingatkan hal itu pada Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (Rakorpok) di Ruang Adipura Kencana Kantor Wali Kota Magelang, Rabu (15/7).

‘’Sudah sebulan ini kita nihil pasien positif, tapi tidak boleh lengah, harus fokus. Setiap saat jangan berhenti untuk edukasi masyarakat, tentang pola hidup bersih, pakai masker, jaga jarak, ora entuk guyon,’’ tuturnya.

Sigit juga meminta jajarannya hingga ke tingkat RT/RW untuk sementara tidak menerima tamu luar daerah menginap di wilayah masing-masing, setidaknya sampai akhir tahun. Hal ini guna mencegah penyebaran virus tersebut.

‘’Jangan sampai ada kasus gelombang kedua, kita belajar dari daerah lain yang sebetulnya kasusnya sudah landai tapi melonjak lagi, seperti Bandung dan Kota Semarang juga masih zona merah.’’ Ujarnya.

Menurutnya, saat ini waktunya membangkitkan sosial ekonomi masyarakat yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pemkot Magelang telah membuka sejumlah fasilitas publik dan ekonomi masyarakat, termasuk destinasi wisata.

‘’Setelah Taman Kyai Langgeng, sesegera mungkin Gunung Tidar juga dibuka. Persiapkan segala sesuatu terkait protokol kesehatan,’’ tegasnya.

Sigit mengemukakan, pihaknya belum dapat memastikan kapan  sekolah atau pembelajaran tatap muka dinulai.

Dia menegaskan, keselamatan anak maupun tenaga pendidik lebih utama, sehingga perlu situasi dan persiapan yang betu-betul matang.

Memasuki era adaptasi kebiasaan baru, Sigit juga menyinggung pengaturan kegiatan masyarakat yang melibatkan banyak orang. Perlu ada pedoman yang bisa menjadi pegangan aparat maupun masyatakat sendiri.

‘’Boleh berkegiatan, tapi jangan sampai (melibatkan) 2.000 orang. Boleh 200 orang tapi diatur waktunya, tidak bersamaan,’’ ungkapnya.  (pro/kotamgl)

Editor : Doddy Ardjono