blank
Mason Greenwood. Foto: Ist

blank

Oleh Amir Machmud NS

// … dari rumput akademi dia mengabdi// menyisir mimpi// menatap teater old trafford sedari bayi// yakin jadi penghuni// ke batas langit dia berayun// cahaya menantinya// di genggaman mayapada// dan tak ragu dia melompat// ke barisan setan merah// terbanglah, terbang// dan peluklah rembulan…// (Sajak “Mason Greenwood”, 2020)

BEGITU puitis ungkapan Ole Gunnar Solskjaer menyambut perkembangan positif pemain mudanya, Mason Will John Greenwood, “Hanya langit batas langkahnya…”

Pendek, berdiksi ringkas, tetapi jelas menggambarkan harapan besar untuk striker yang kini jadi “mainan baru”-nya. Solskjaer pun punya kian banyak alternatif kombinasi penyerang di antara Marcus Rashford, Anthony Martial, Daniel James, dan Odion Ighalo. Laga melawan Bournemouth pada penutup pekan silam, melahirkan kedahsyatan “Trio M” anggitan Solskajer, yakni Marcus – Martial – Mason.

Solskjaer menemukan kegembiraan. Racikan skematikanya makin nyetel, membuat Manchester United tak terkalahkan dalam 17 pertandingan. Fans “Setan Merah” berpengharapan besar, musim depan Harry Maguire dkk punya modal memperkuat daya saing, menjadi salah satu penantang percaturan peraih trofi Liga Primer. Dalam posisi klasemen, kini mereka juga berpeluang meraih tiket Liga Champions.

Greenwood memperkaya deret wonderkid untuk tim nasional Inggris. Dia satu di antara empat yang paling menonjol, yakni Jadon Sancho (Borussia Dortmund), Phil Foden (Manchester City), dan Billy Gilmour (Chelsea). Arsitek “Three Lions”, Gareth Southgate tentulah semakin mudah menyusun formasi, namun di lain pihak juga bisa dibuat pusing oleh banyaknya pilar yang berkualitas merata.

*   *   *

GREENWOOD jelas sebuah berkah yang ikut mendongkrak konfidensi Ole Gunnar Solskjaer. Di tengah rongrongan kritik para legenda yang meragukan kompetensinya, “The Baby Face Assassin” itu terbantu oleh performa menjanjikan sejumlah young guns yang dengan telaten dia bina lalu terangkat levelnya.

Rekrutan matang Bruno Fernandes dan Odion Ighalo juga terbukti efektif memberi warna. Bruno menjadi episentrum permainan Manchester Merah dengan kemampuan kendali orkestrasi dan produktivitas gol.

Sementara itu, keputusan tidak melepas Paul Pogba setelah pulih dari cedera sejauh ini tidak keliru. Pogba, bersama Nemanja Matic membentuk kerancakan formasi kerja sama dengan Fernandes yang kian menghidupkan nyawa sektor gelandang. Berkah lainnya, performa Martial kini meningkat ketika Rashford belum sepenuhnya bugar.

Ighalo memuji Mason Greenwood mewujud seperti “seniman gol” Robin van Persie yang pernah menjadi simbol keganasan gol MU. Sedangkan legenda klub, Dimitar Berbatov menyebut “The Reds Devils” menemukan Cristiano Ronaldo baru, bahkan dengan kualitas Greenwood, Solskjaer dinilai tidak harus merekrut pemain baru untuk meningkatkan level permainan. Asisten pelatih Quinton Fortune ikut memuji Greenwood sebagai pemain muda yang tekun, dan mampu menjadikan kedua kakinya sama-sama berbahaya. Quinton mengakui jarang ada pemain yang sama baiknya bermain dari dua sisi. Kemampuan itu membuat pilihan momen eksekusinya sukit diduga.

Puja-puji ini melengkapi warning agar Greenwood berkembang apa adanya, harus secara tepat dijaga karena sedang berproses menuju kedewasaan. Jangan menjadi cepat matang dan terjebak gaya selebritas, jangan pula berpuas diri karena persaingan berebut satu slot penyerang MU sekarang menjadi tidak mudah.

Bakal seperti apa andai MU berhasil mendatangkan Jadon Sancho ke Old Trafford? Betapa mengerikan gambaran lini depan Pasukan Theater of Dream. Kekuatan MU semakin muda dan segar, dengan kedalaman skuat yang terjaga. Dengan Sancho yang spesialis sayap, cara bermain dengan mengiris lebar lapangan akan kembali menjadi warna seperti pada era kejayaan Alex Ferguson.

Andai operasi transfer dafri Dortmund itu gagal pun, Solskjaer telah memiliki sejumlah penggawa yang bergerak nyata ke kelas bintang. Bahkan Berbatov mengingatkan, dengan perkembangan Greenwood sekarang, tak perlu lagi berpikir merekrut Sancho yang malah akan menimbulkan kesulitan, karena Solskjaer harus mencadangkan satu di antara para penyerang yang punya level setara.

Lalu seperti apa “Greenwood van Persie” menyuntik ketajaman MU?

Modal 16 gol dan assists dari 40 penampilan dalam usia 18 bukan potret performa biasa. Greenwood jelas “ada apa-apanya”. Impresivitas dan gaya bermain anak muda ini cukup sahih memberi paparan jaminan tentang masa depan cerah dan mencerahkan. Penampilan terakhir melawan Brighton dan Aston Villa menunjukkan skill dan kepercayaan diri Greenwood. Dia memenuhi persyaratan seorang bintang berupa “faktor pembeda”.

Banyak “artis sepak bola” yang muncul dengan cara luar biasa, lewat momentum menakjubkan, dalam suasana bernarasi puisi. MU mencatat kehadiran bersejarah pada setiap era: dari Ryan Giggs, Eric “King” Cantona, Wayne Rooney, Ronaldo, dan kini Mason Greenwood. Kini anak muda kelahiran 1 Oktober 2001 itu juga disebut-sebut bakal menjadi pemilik nomor punggung 7 dalam tradisi MU, yang identik dengan legenda George Best, Bryan Robson, David Beckham, Eric Cantona, dan Cristiano Ronaldo.

Catatlah ungkapan Solskjaer ini: hanya langit yang membatasi langkahnya. Ya, Greenwood memang pantas meraih impian. Terbang, terbang tinggilah, kau pantas memeluk rembulan…

Amir Machmud NS, wartawan SUARABARU.ID, kolumnis olahraga, Ketua PWI Jateng