blank
Plt Bupati Kudus HM Hartopo saat menyerahkan jogo tonggo kit yang merupakan bantuan Pemprov Jateng. foto:Suarabaru.id
KUDUS (SUARABARU.ID) – Upaya pemberdayaan Satgas Jogo Tonggo demi memutus rantai penularan virus Covid-19 di tingkat desa masih terus dilakukan.
Dalam mendukung upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus segera menyalurkan paket Jogo Tonggo Kit dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada 132 desa/kelurahan di Kudus.
Secara simbolis, Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo menerima Jogo Tonggo Kit dari Pemprov Jateng yang berlangsung di Pendopo Kabupaten, Jumat (3/6). Bantuan tersebut kemudian kembali diserahkan secara simbolis kepada perwakilan desa.
Paket Jogo Tonggo Kit untuk setiap desa, berisi baju APD 10 buah, masker 100 buah, thermo gun 1 buah, buku-buku petunjuk teknis, sepatu boots 10 pasang, sarung tangan 10 pasang, dan disinfektan 30 liter.
Usai penyerahan secara simbolis, H.M. Hartopo menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jateng. Pihaknya siap menyalurkan paket Jogo Tonggo Kit untuk seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Kudus dalam rangka memotivasi dan penguatan pelaksanaan Satgas Jogo Tonggo.
“Atas nama pemerintah kabupaten dan pribadi, saya apresiasi yang sebesar-besarnya dan terima kasih atas penyerahan Jogo Tonggo Kit kepada Pemkab Kudus. Hal ini tentu sangat mendukung sekali dan memotivasi pelaksanaan Jogo Tonggo di desa dan kelurahan di Kabupaten Kudus,” ujarnya.
blank
Dalam kesempatan tersebut, Plt Bupati Kudus HM Hartopo menyatakan tren Covid-19 di Kudus masih tinggi. foto:Suarabaru.id

Tren Covid-19 Masih Tinggi

Dalam kesempatan tersebut, Hartopo juga melaporkan bahwa tren kasus Covid-19 cenderung tinggi, sehingga masuk zona orange.
Dirinya menjelaskan, hal tersebut terjadi karena Pemkab Kudus sedang melakukan screening swab test secara masif dengan menggunakan alat Realtime-PCR.
Dengan alat tersebut, Setiap hari dapat dilakukan screening untuk 90 orang dan rata-rata terdeteksi 4-5% orang yang positif.
“Kita sedang adakan screening masal secara masif dengan alat Realtime-PCR yang merupakan bantuan dari CSR. Tiap hari bisa mendeteksi kira-kira 90 orang dan rata-rata 4-5 persen ada yang positif,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan bahwa keberadaan Satgas Jogo Tonggo di tingkat RW merupakan upaya untuk memutus mata rantai Covid-19.
Guna mendukung pelaksanaannya, Pemprov berupaya membantu dengan menyerahkan Jogo Tonggo Kit kepada seluruh desa/kelurahan di Jateng. Dirinya mengungkapkan, nantinya pelaksanaan Satgas Jogo Tonggo juga akan didukung dengan pemanfaatan sistem informasi untuk memantau perkembangan satgas di tiap RW.
“Jogo tonggo tak hanya menangkal Covid, namun suatu upaya berkelanjutan untuk menangkal virus lainnya. Sistem informasi Satgas Jogo Tonggo juga telah disiapkan, apabila sudah sudah jalan, dapat memantau RW-RW yang sudah aktif perkembangannya,” katanya.
Perwakilan Komisi E DPRD Provinsi Jateng, Mawahib Afkar mengungkapkan bahwa Jogo Tonggo Kit saat ini hanya bisa diserahkan per-Desa.
Untuk itu, diharapkan masing-masing desa dapat memanfaatkan Jogo Tonggo Kit secara maksimal pada satgas di tingkat RW. Pihaknya juga terus berupaya agar kedepan Jogo Tonggo Kit dapat diserahkan merata hingga tingkat RW.
“Atas nama pemprov menyampaikan terima kasih dan mohon maaf apabila hanya bisa memberikan ini, dan semoga bulan depan dapat menganggarkan (Jogo Tonggo Kit) lebih dari ini, tetap sehat dan tetap semangat,” tuturnya.
Tm-Ab