blank
Juru Bicara GTPP Covid 19 Jepara dr Fahruddin dan Humas GTPP Aris Darmawan

JEPARA (SUARABARU.ID) – Daerah transmisi atau penularan lokal Jepara terus bertambah. Setelah Desa Welahan dan Telukwetan, kini bertambah klaster baru yaitu  Desa Karangaji, Kecamatan Kedung. Sebab Ny. Y (60 th), pedagang ikan ini telah menularkan virus corona kepada suaminya yang bernama  A ( 58 th ).

Namun temuan kasus ini bukan karena pelacakan kontak erat oleg Satgas , tetapi  dari  pemeriksaan di rumah sakit RA Kartini Jepara.  Sebab, setelah istrinya dirawat di RS Kartini,   A juga opname dengan keluhan panas, diare dan muntah.  Namun ia tidak menyampaikan  riwayatnya hingga dirawat diruang biasa. Juga tidak menyampaikan bahwa istrinya menderita covid-19.

Baca Juga: New Normal, Pergulatan Tak Terpapar, Tak Terkapar, Tak Lapar..?

“Kini petugas medis dan karyawan RS Kartini  yang selama ini merawat  dan bersentuhan dengan A akan dilakukan pemeriksaan Swab. Jumlah puluhan,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19 Jepara, dr M. Fahruddin dalam  jumpa pers yang berlangsung diserambi belakang jumah dinas Bupati Jepara. Semoga hasilnya negatif.

Pasien positif covid yang juga diumumkan sore ini adalah Ny M ( 55 th) yang alamatnya Demak. Selama ini Ny M. dirawat  di RSUD RA Kartini Jepara. Dengan demikian jumlah pasien postif covid di Jepara hingga sore ini sebanyak 29 orang.

Dari jumlah ini  4 orang dinyatakan sembuh, 2 meninggal dunia dan 23 masih dirawat. Dari  jumlah pasien yang masih dalam perawatan ini,  7 orang dirawat di RS Kartini, 3 orang di RS Rehatta Kelet dan 13 dirawat dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Perawatan di rumah adalah atas permintaan pasien setelah secara teknis dipertimbangan oleh tim medis kondisi keluarga dan  rumah memenuhi syarat untuk isolasi mandiri. Namun jika tidak akan dirawat di rumah sakit,” ujar M. Fahruddin.

Pada kesempatan tersebut Fahrudin juga meminta agar warga yang berobat dimanapun bersedia menjelaskan riwayat perjalan dan riwayat kontaknya. “Ini sangat penting sebagai langkah antisipasi tenaga medis. Harapan kami kasus di RSUDRAtini ini tidak terulang sebab sangat mengganggu kinerja pelayanan fasilitas kesehatan,” pintanya.

Sementara itu terkait denga hasil rapid test yang menemukan 59 orang reaktif, kini teklah dilakukan swab di RS Wongso Negoro Semarang. Sebab kapasitas Test Cepat Molekuler  yang dimiliki oleh RS Kartini  terbatas. Satu hari hanya mampu melakukan pemeriksaan 30 TCM . “ Melihat hasil pelacakan kontak erat, saat ini tim fokus melakukan  rapid test di pasar, TPI, perusahaan , sekolah dan pondok pesantren,” ungkap Fahruddin.

Hadepe –   Ulil Abshor

blank

blank

blank

blank

blank

 

blank