blank
Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah). Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kebijakan tegas dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, terhadap para pendatang yang akan masuk ke Ibukota Indonesia. Mereka yang tidak memiliki izin khusus, dilarang masuk dan diminta putar balik.

Dan terkait dengan kebijakan provinsi tetangganya itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta masyarakat yang sudah telanjur mudik, untuk tidak nekat berangkat ke Jakarta. Kecuali, mereka yang telah memiliki izin dari tempat kerjanya masing-masing.

”Jangan ke Jakarta, wong sudah dikasih tahu kok. Kecuali mereka yang bekerjanya di kantoran, pasti pulangnya kemarin kan pakai izin,” kata Ganjar, saat ditemui di rumah dinasnya, Puri Gedeh, Selasa (26/5/2020).

BACA JUGA : Latihan Normal Baru, Ganjar Sidak Kantor Pelayanan Publik dan Mal

Dia menyarankan, karena ada aturan pengetatan itu, maka masyarakat tidak perlu balik ke Jakarta. Apalagi lanjut dia, Jakarta merupakan salah satu episentrum penyebaran covid-19.

”Ketika di suatu tempat terjadi wabah, janganlah kamu mendekati daerah wabah itu. Itu saja rumusnya. Yang nekat, ya Anda akan mendapatkan kondisi yang tidak nyaman,” tegasnya.

Ganjar meminta masyarakat yang sudah telanjur mudik, untuk tetap stay di Jateng. Dalam beberapa kesempatan Ganjar menegaskan, pihaknya sudah merencanakan program pemberdayaan bagi masyarakat terdampak.

Jangan nekat
Mereka yang tidak bisa bekerja akan diberikan pelatihan, modal usaha hingga pemasaran sesuai potensi masing-masing. Dirinya bahkan sudah bekerja sama dengan sejumlah e-commerce raksasa Nasional, untuk menyukseskan program itu.

”Lebih baik sekarang yang sudah telanjur mudik, tetap di daerah saja. Toh kemarin meski dilarang, Anda juga mbolos dan nekat. Saya ingatkan hati-hati, jangan nekat (kembali ke Jakarta-red),” tukasnya.

Seperti diketahui, meski pemerintah melarang mudik, banyak warga Jateng yang bekerja di Jakarta maupun kota besar lain seperti di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi nekat untuk mudik. Mereka menggunakan berbagai cara, agar bisa berlebaran di kampung halaman masing-masing.

Ganjar sendiri menyebutkan, kebocoran pemudik sudah terjadi cukup banyak. Lebih dari 600.000 warga Jateng yang ada di Jabodetabek, nekat mudik ke kampung halamannya tahun ini.

Heri Priyono-Riyan