blank

DJO Koplak adalah dosen di sebuah perguruan tinggi swasta. Dia orang yang sangat tertib dan disiplin. Motornya yang umurnya jauh lebih tua dibanding umur anak sulungnya pun surat-suratnya lengkap. Begitu juga perlengkapan seperti lampu, spion, klakson semuanya on.

Tapi entah kenapa, pagi itu ketika mengendarai motornya, Djo Koplak dikejar polisi yang naik RX King. Sejenak Djo menjadi tegang dan mencoba lari untuk menghindar. Dilihat dari kemampuan larinya, sepeda milik Djo, jelas kalah telak.

Namun dengan segala kekuatan yang ada ia pacu motor bututnya itu. Sebenarnya Djo tak perlu lari, mengingat surat-suratnya lengkap. Tapi saking kagetnya, Djo hanya punya pikiran, bagaimana melarikan diri dari kejaran polisi itu.

Ketika jarak keduanya tinggal beberapa meter, terdengar teriakan polisi  memanggil namanya. “Pak Djo…..Pak Djo tunggu saya, ke pinggir dulu, Pak!” teriak polisi tadi.

Aneh, kok polisi itu tahu namaku, pikir Djo keheranan. Apa sekarang Djo sudah terkenal sejak jadi dosen tahun lalu. Jangan-jangan malah jadi korban salah tangkap. Seribu tanya ada dalam pikiran Djo. Akhirnya dia pasrah dengan keadaan.

Terpaksa Djo mengurangi kecepatan, dan berhenti di pinggir jalan. “Maaf Pak Djo, saya Pongkring, mahasiswa Bapak,” kata polisi yang mengejarnya. Djo semakin dibuat bingung.

Seingat Djo, mahasiswanya tidak ada yang jadi polisi dan tidak ada yang berwajah mirip dengan polisi itu. Dengan wajah keheranan Djo bertanya, “Anda semester berapa, kok saya tidak pernah lihat?”

“Semester enam, tapi saya memang jarang masuk jadi Bapak tidak kenal saya. Saya mau tanya, tugas pengganti ujian semesternya apa?” ujar Pongkring.

“Oh..bilang dari tadi dong. Saya kira polisi mau nilang. Pokoknya besok masuk, kuliah terakhir,” kata Djo kesal.

Esoknya Pongkring datang terlambat. Mulut Djo langsung bersuara, “priiit, tilang, kamu datang telat.” Dan suasana kuliah terakhir pun ger-geran.

Widiyartono R