blank
Salah satu dari 128 jens tanaman langka yang dimiliki PDOW TKL KOta Magelang, (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pengelola obyek wisata Taman Kyai Langgeng komit mempertahankan aneka tamanan langka yang jumlahnya ratusan pohon sebagai salah satu daya tarik wisatawan, disamping wahana permainan anak dan mini waterboom.

Direktur Perusahaan Daerah Obyek Wisata Taman Kyai Langgeng (PDOW TKL) Edi Susanto menerangkan, taman yang dikelolanya memiliki lebih dari 128 jenis tanaman/pohon langka. Semua tanaman diperlihara denga baik. Selain sebagai peneduh, juga menjadi objek penelitian.

Dia menceritakan, sebelum tahun 1981 kawasan TKL  merupakan lahan kritis berupa pekuburan, persawahan dan kebun yang kurang produktif. Sekitar tahun 1981 diubah menjadi taman bunga dengan luas sekitar 27,5 hektar.

‘’Wali Kota Magelang saat itu, Bagus Panuntun ingin penghijauan di lahan kritis ini dengan tanaman/pohon langka. Pada 15 September 1987 resmi menjadi objek wisata taman yang diresmikan Gubernur Jateng, H Ismail,’’ ujarnya.

Beberapa tanaman langka yang menjadi kebanggaan antara lain apel bludru, mentaok, mathoa, mundu, majiko, kunto bimo, kayu item, gowok, damar, dan nogosari.

Juga terdapat tanaman yang cukup asing di telinga, seperti ampupu, biola cantik, dewa daru, kecapi, kesambi, kupu-kupu, lobe-lobe, nam-nam, nyamplung, pohon body, padmonaba, wali songo dan sebagainya.

‘’Yang menjadi ikon sebenarnya belum ada, tapi seringkali kita ke luar daerah membawa kantil putih dan diberikan kepada daerah lain sebagai suvenir. Kita punya cukup banyak kantil putih, sehingga bisa untuk oleh-oleh,’’ tuturnya.

Direktur Umum PDOW TKL, Slamet Maryono menambahkan, pihaknya berusaha membudidayakannya. Terutama tanaman yang mudah dikembangkan, sehingga terjaga kelestariannya.

‘’Yang mudah dibudidayakan, seperti mentaok, kantil dan apel bludru. Yang susah dibudidayakan seperti kayu majiko dari Bali. Kita hanya punya satu. Pohon ini bagi masyarakat Bali memiliki kasta yang tinggi, yang biasanya dipakai untuk mustaka ketika membuat rumah,’’ terangnya.

Banyaknya tanaman langka di taman yang memiliki banyak  prestasi tingkat nasional ini, mengundang minat peneliti dan akademisi untuk pendataan dan melakukan penelitian. Tak jarang pula mahasiswa jurusan biologi tanaman dan kehutanan ikut mendata dan meneliti tanaman-tanaman ini.

‘’Tanaman langka kita juga sering diminta orang luar daerah atau wisatawan untuk ditanam di daerahnya. Pernah kami memberi empat pohon apel bludru ke wisatawan asal Malaysia untuk ditanam di sana,” ungkapnya.

Di tengah pandemi Covid-19, lanjut Slamet, pihaknya menutup total area wisata dari kunjungan wisatawan. Namun, untuk para pekerja tetap masuk untuk melakukan pekerjaannya sehari-hari dengan jam kerja dikurangi.

‘’Kita tutup sampai ada pengumuman resmi dari pemerintah. Pekerja tetap masuk, karena waktu ini kita gunakan untuk melakukan perawatan dan perbaikan, sehingga ketika dibuka lagi nanti dapat tampil lebih menarik,’’ ucapnya. (Pro/Kota Magelang)

Editor : Doddy Ardjono