Semangat Tari Silaturahmi Dalam Fitrah

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bermacam cara setiap orang merayakan dan memperingati hari raya Idul Fitri tahun ini, mulai dari pulang kampung atau silaturahmi bersama keluarga di rumah di saat pembatasan sosial berskala besar tahun ini.

Namun lain dengan yang dilakukan seniman tari asal Kota Semarang, Yoyok Bambang Priambodo. Pimpinan Sanggar Greget ini merayakan Lebaran dengan membuat video karya tari berjudul Semangat Tari Silaturahmi Dalam Fitrah.

“Dimasa pandemi ini saya mengajak masyarakat untuk terus mempererat dan menjaga tali silaturahmi,” katanya, Minggu (24/5/2020).

Semangat Tari Silaturahmi Dalam FitrahDalam karya tari tersebut, Yoyok mengajak serta seluruh keluarganya turut ambil bagian dalam setiap koreografi tarian, yaitu Tri Narimastuti, Sangghita Anjali, Canadian Mahendra, serta Ratu Gayatri.

Semua penari mengenakan kostum lurik, sehingga semakin memperkuat nuansa budaya jawa. Karya tersebut juga dibuat untuk memperingati Idul Fitri 1441 Hijirah.

Lebih lanjut Yoyok mengatakan, silaturahmi tidak harus bertemu secara langsung, namun bisa dilakukan dengan cara lain seperti misalnyanya berkomunikasi menggunakan media sosial.

Penuh Makna

“Dalam karya ini, saya mengambil filosofi Jawa yaitu Catur Magedang dengan salah satu properti tarinya Tanaman Pisang. Pisang ini memiliki makna Ngempan Papan, Kukuh, Ing Ngabdi, Widji Dadi, dan Saeka Kapti,” katanya.

Menurutnya, penjelasan makna dari Saeka Kapti memiliki arti bahwa pohon pisang selalu tumbuh bersama, tidak sendirian. Itu bisa diartikan sebagai semangat gotong royong dalam keluarga.

Widji Dadi, bermakna orang tua harus menyiapkan generasi penerus. Agar selalu meneruskan hidup untuk kebaikan dan bermanfaat bagi siapapun. Wujudnya berupa tunas yang muncul di sebelah pohon induk.

“Sedangkan untuk filosofi Panca Warga. Mengibaratkan sebuah keluarga sebaiknya konsisten dalam kebersamaan dalam berbagai kondisi,” katanya.

Kesemuanya tersebut diolah oleh Yoyok ke dalam simbol gerak tari Sungkeman. Yakni sebuah isyarat saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

“Dan restu orang tua sebagai tongkat penuntut agar anak Tulus, Teteg, Titi, Tatag, Tutuk, Tekan, mencapai kebahagiaan dunia akhirat,” katanya.

Lebih jauh Yoyok menyampaikan pesan, bahwa dalam video karya tari ini bisa memberikan cara lain kepada warga masyarakat bagaimana bersilaturahmi saat dalam kondisi pembatasan sosial dimana-mana akibat pandemi.