blank
ERAHKAN BANTUAN: Perwakilan JNE menyerahkan bantuan sembako kepada pengelola Panti Hafara, sebagai bagian dari aksi sosialnya. Foto: heri priyono

BANTUL (SUARABARU.ID)– JNE terus menggelorakan semangat berbagi selama Ramadan ini. Bertajuk JNE Peduli, konsepnya adalah berbagi kebahagiaan kepada yang lebih membutuhkan. Salah satu agendanya adalah, bakti sosial di Panti Hafara Trimulyo, Jetis, Bantul.

Head of Regional Jateng-DIY JNE Marsudi menuturkan, kegiatan ini merupakan komitmen kuat JNE. Jajarannya akan selalu mengadakan aksi sosial dalam berbagai gerakan, tak hanya sebatas di bulan Ramadan saja.

”Kami berharap, aksi ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua. Tak hanya kami yang ada di JNE, tapi semua perusahaan agar bisa mengerti, apa arti kehidupan. Tergerak untuk aksi sosial, apa pun bentuknya,” kata Marsudi, Rabu (20/5/2020).

BACA JUGA : Pertamina Beri Apresiasi Awak Mobil Tangki BBM dan LPG

Dipilihnya Panti Hafara ini, karena memiliki alasan tersendiri. Panti ini dinilai punya komitmen yang kuat untuk menyembuhkan warga binaannya. Baik kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), pasien rehablitasi napza hingga orang lanjut usia.

Marsudi menilai, para personel Panti Hafara adalah golongan orang yang mulia. Mau menyisihkan waktunya untuk merawat warga dengan kebutuhan khusus. Tak hanya sekadar sembuh, tapi juga membekali diri dengan berbagai keterampilan.

”JNE Peduli kali ini menyasar kepada orang yang ikhlas mengumpulkan mereka yang berkebutuhan khusus. Mau mengelola dan bisa menyembuhkan. Semangat ini luar biasa bagi JNE,” terang dia.

Marsudi juga berharap, apresiasi yang diberikannya ini mampu memberikan suntikan semangat. Selain itu juga, dapat menginspirasi orang yang melihatnya.

Aksi JNE Peduli kali ini membantu beragam bahan pokok. Mulai dari beras, gula, mi instan hingga telur. Ada pula masker dalam rangka antisipasi covid-19.

blank
SEMANGAT: Panti Hafara yang juga mengurus orang tua telantar ini, mendapat bantuan agar lebih semangat lagi dalam merawat 90 orang penghuninya. Foto: heri priyono

Kembali Normal
Selain bakti sosial ini, kegiatan CSR JNE di wilayah Jateng-DIY juga memberikan free ongkir, untuk distribusi APD yang dibuat desainer Anne Avantie. Ada juga donasi dispenser sabun untuk masjid di Semarang, Tegal, Yogyakarta, Magelang dan Cilacap.

”Sembako, masker dan sedikit uang sebagai rezeki kepada teman-teman di sini. Semoga bermanfaat dan bisa membantu. Jiwa yang sehat itu mahal harganya. Semoga Allah SWT melindungi segenap pengurus Hafara dan karyawan JNE seluruh Indonesia,” harapnya.

Marsudi menambahkan, kondisi bisnis JNE di tengah pandemi covid-19 masih stabil, dan jumlah kiriman masih normal. Meskipun ada penurunan di minggu awal covid-19 mulai merebak, namun tidak signifikan. Setelah itu kembali normal,” ujarnya.

Dalam keadaan normal, jumlah kiriman momen Ramadan dan Idul Fitri meningkat hingga lebih dari 30 persen dibanding hari-hari biasa. Di tengah pandemi saat ini, diperkirakan tetap terjadi peningkatan, setidaknya 20 persen, karena potensi dari banyaknya masyarakat yang tidak mudik.

”Di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa pengiriman untuk tetap dapat menjalin silaturahmi dengan keluarganya, sehingga kita berusaha memegang amanah ini sebaik-baiknya, sesuai slogan JNE yaitu Connecting Happiness. Meskipun Physical Distancing, namun hubungan sosial tetap harus terjalin,” tandasnya.

90 Penghuni
Pimpinan Panti Hafara, Sahilan, menyambut baik aksi JNE Peduli ini. Menurutnya eksistensi panti bisa bertahan berdasarkan kepedulian warga. Sehingga mampu mendukung kinerja operasional harian.

JNE, lanjutnya, kerap memberikan aksi sosial secara rutin. Semangat inilah yang menurutnya perlu dilestarikan. Bahkan bisa dicontoh pihak lainnya atas rasa kemanusiaan. ”Bantuan ini betul-betul berguna, dan mendatangkan manfaat yang berkah,” ungkap dia.

Panti Hafara saat ini fokus pada ODGJ, rehabilitasi napza dan lansia telantar. Saat ini memiliki penghuni sebanyak 90 orang. Berdiri sejak 2004, Panti Hafara mengutamakan pendekatan keagamaan. Metode inilah yang dipakai untuk menyembuhkan warga binaannya.

”Terapi ada dua sistem. Pertama terapi keagamaan atau rohani, kedua terapi kejiwaan. Dengan terapi harapannya dapat membantu kesembuhan,” tukasnya.

Heri Priyono-Riyan