blank
Harjanto Halim berorasi sambil memegang sepotong singkong hasil tanamannya. Foto: wied

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pengusaha minuman penyegar yang suka menulis, Harjanto Halim, tampil di Panggung Kahanan di lapangan tenis kompleks rumah dinas gubernur, Puri Gedeh, Jalan Gubernur Budiono, Gajahmungkur, Semarang, Rabu (20/5).

BACA JUGA Panggung Kahanan: Kolaborasi Streaming Gus Mus, Timur, Leak

Harjanto menyampaikan orasi di panggung yang memang tidak banyak dihadiri penonton karena menerapkan physical distancing, tetapi ditayangkan secara live streaming di FB dan Youtube-nya Gubernur Gajar Pranowo.

blank
Harjanto Halim. Foto: dok HH

Harjanto tampil sambil membawa sepotong singkong yang dalam bahasa Jawa disebut tela pohung. Ada alasannya, memang, mengapa dia membawa singkong. Dia, belakangan ini memang membagikan bibit singkong sebanyak sekitar 100.000 batang kepada masyarakat yang bersedia menanamnya.

Mengawali orasinya, Harjanto mengatakan, sebelum naik panggung ada pengunjung yang mengatakan, sekarang nama yang terkenal bukan lagi Harjanto Halim, tetapi Harjanto “Tela”. “Ya, karena perusahaan kami kini sedang gencar membagikan bibit singkong. Sudah 100 ribuan bibit yang kami bagikan di Jawa Tengah,” kata pengusaha minuman penyegar Marimas ini.

Perusahaannya membagikan bibit itu ke seluruh masyarakat Jateng, bahkan beberapa wartawan juga memintanya. Ada yang ditanam di lahan kosong milik RT atau RW di wilayahnya, ada juga yang ditanam sendiri.

BACA JUGA Hoesi Melukis Ganjar Bermasker di Panggung Kahanan

Dia punya alasa, mengapa harus membagikan bibit singkong. Menurutnya  pemerintah yang stabil ada tiga syarat. Harus punya tentara yang kuat, makanan yang cukup untuk rakyatnya, dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahnya.” Kalau ada yang ada dua yang harus hilang, tentara dan pangan, tetapi kepercayaan rakyat terhadap pemerintah tak bisa dihilangkan,” nkatanya.

Maka dia membagikan bibit ketela pohon atau singkong ini dengan filosofi, kita harus menanamkan kepercayaan. Melalui tanaman yang bisa ditanam di halaman rumah, bahkan pada tong ini, kita bisa menyediakan makanan untuk kita sendiri.

Filosofi Cina

Dia mengutip filosofi Cina yang mengatakan, bila seseorang ingin mengatur negara, dia harus mampu membereskan rumah tangganya sendiri dulu. “Untuk bisa membereskan rumah tangga, seseorang hars sudah bisa membereskan dirinya sendiri. Harus mampu meluruskan hati memantapkan tekat,” katanya.

Untuk bisa memantapkan tekat, tambahnya, seseorang harus mencukupkan pengetahuan, dengan belajar banyak hal dan menguasainya. “Pengetahuan yang cukup akan memampukan seseorang meneliti setiap hakikat atau perkara. Nah, orang yang sudah seperti inilah yang bakal mampu mengatur negara,” ujar pimpinan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata yang dikenal dengan Kopi Semawis ini.

Dia memberikan bibit singkong ini, dengan tujuan agar tidak hanya memberikan bantuan konsumtif seperti sembako atau dana tunai, yang menjadi masyarakat hanya sebagai objek penerima saja. “Dengan memberikan bibit singkong, kemudian mereka menanam. Kemudian tanaman yang dihasilkannya, secara nutrisi pasti lebih aman arena tidak tercemar zat-zat kimia. Kalau kita jujur, tidak banyak yang kelaparan akibat pandemi ini, tetapi ajakan menanam singkong ini menjadikan kita paham perlunya ketahanan pangan, bahwa cadangan pangan bisa disiapkan di rumah masing-masing” ujar Harjanto.

Harjanto Halim yang lahir dengan nama Liem Tun Hian ini memang bukan pengusaha biasa. Dia tidak hanya menjadi orang yang berhenti dengan bersibuk-sibuk mengurusi bisnisnya. Banyak kegiatan sosial yang dilakukan, seperti Kopi Semawis, dan kegiatan sosial lainnya.

Dia juga rajin menulis, beberapa buku sudah dihasilkannya, di samping artikel-artikel yang dimuat di media massa. Yang lebih menarik adalah tulisan-tulisannya dalam status di Facebook yang menggelitik, bahkan kadang mencengangkan. Dia juga pernah membuat film dokumenter bersama penyair Timur Sinar Suprabana dan Handry Tm.

blank
Gubernur Ganjar Pranowo menerima sepotong singkong dari Harjanto Halim. Foto: Dok HH

Pada masa pandemi ini, Harjanto juga tidak tinggal diam saja. Dia menikmati work from home-nya dengan melakukan berbagai kegiatan, di samping mengurusi perusahaannya. “Saya sekarang banyak memasak masakan Jawa. Saya bisa masak sayur asem, ayam sambel rujak, juga ayam betutu. Saya sudah tanam singkong, bikin kue moaci. Jadi banyak bisa dilakukan selama masa pandemi ini,” katanya.

Pada bagian akhir orasinya, dia mengajak semua menanam singkong. Usai menyampaikan orasi, Harjanto Halim pun menyerahkan sepotong singkong yang dibawanya kepada Gubernur Ganjar Pranowo.

Widiyartono R.