blank
Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo menerima bantuan masker secara simbolis dari PGRI Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-PGRI Wonosobo menyalurkan bantuan beras 5,2 ton dan 5.000 masker kepada warga terdampak ekonomi pandemi Covid-19. Sebelumnya, PGRI setempat juga telah menyerahkan batuan alat kesehatan ke RSI dan RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.

Penyerahan bantuan beras dan masker secara simbolis dilakukan Ketua PGRI Wonosobo Suratman kepada Sekda One Andang Wardoyo dan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Muh Kristijadi di Gedung PGRI, Rabu (6/5).

Ketua PGRI Wonosobo Suratman mengatakan bantuan bersumber anggota PGRI sebagai bentuk kepedulian terhadap warga yang terdampak wabah Corona. Sebab pandemi global Covid-19 tidak saja berakibat secara kesehatan tapi juga berdampak pada masalah sosial ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Sing Tak Sayang Ilang

“Bantuan beras dan masker juga diberikan kepada guru dan karyawan yang bekerja di bawah naungan Yayasan Pendidikan PGRI.
Sebab, selama study at home, tidak ada sumbangan operasional pendidikan (SOP) yang masuk sekolah sehingga guru dan karyawan tidak gajian,” katanya.

Dalam membuat masker, tambahnya, PGRI bekerjasama dengan siswa Jurusan Tata Busana SMK Informatika Wonosobo. Semua masker yang disumbangkan ke masyarakat merupakan karya siswa sekolah di bawah Yayasan Pendidikan PGRI.

Bantu Pemerintah

blank
Ketua PGRI Wonosobo, Suratman. Foto : SB/Muharno Zarka

Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo menyampaikan terima kasih atas kepedulian PGRI membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

“PGRI harus membantu pemerintah dalam ikut meredam penyebaran dan penularan di masyarakat. Mengingat saat ini masyarakat belum disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus Corona,” tandasnya.

Menurut mantan Kepala mantan Disdikpora itu, guru bisa memberikan edukasi ke warga untuk melaksanakan protokol kesehatan agar bisa terhindar dari virus Corona.

“Apalagi saat ini virus Corona tidak saja berdampak pada masalah kesehatan. Tapi sudah merambah ke problem sosial, ekonomi dan keamanan di masyarakat,” sebutnya.

Kebajikan physical dan sosial distancing, sambungnya, membuat banyak warga kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Kondisi tersebut membuat kerawanan sosial dan keamanan masyarakat.

Muharno Zarka-Wahyu